Monday, January 19, 2015

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

 






UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V SDN 05 MENDELEM KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PADA PELAJARAN IPA  MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DAN PEMANFAATANNYA MELALUI MEDIA CERMIN

Disusun  untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional
Program S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka
Oleh

                                   Nama                    : ISTI KHAROH
                                   NIM                      : 823174728
                                   Program Studi    : S1 PGSD
                                   Masa Ujian          : 2014.1

                                                  UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK  JAUH PURWOKERTO
KELOMPOK BELAJAR RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG
2014

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN

Nama Mahasiswa                                : ISTI KHAROH
NIM                                                    : 823174728
Program Studi                                     : S1 PGSD
Tempat Mengajar                                : SD NEGERI 05 MENDELEM
Jumlah Siklus Pembelajaran                : 2
Hari dan Tanggal Pelaksanaan            : Siklus 1, Rabu, 19 Pebruari 2014
                                                              Siklus 2, Rabu, 26 Maret 2014
Masalah yang merupakan focus perbaikan :
1.      Bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN 05 Mendelem pada pelajaran IPA semester II materi sifat-sifat  cahaya dan pemanfaatannya.
2.      Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN 05 Mendelem pada pelajaran IPA semester II materi sifat-sifat  cahaya dan pemanfaatannya.


Randudongkal,  April 2014
Menyetujui
Supervisor 1,


MAKHRUS, S.Pd.,M.Pd
NIP. 19641116 198803 1 007

Mahasiswa,



ISTI KHAROH
NIM. 823174728




KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP ), melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP ( PDGK 4501) Program S.I PGSD Universitas Terbuka.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan dari  beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Makhrus,S.Pd.,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penulisan laporan ini.
2.      Bapak Kusen, A.Ma.Pd selaku kepala SDN 05 Mendelem yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan PTK di kelas V SDN 05 Mendelem .
3.      Bapak Yusup Riyanto, S.Pd. Sd selaku penguji 2 dalam pelaksanaan PKP ini.
4.      Semua pihak yang telah memberikan dorongan serta bantuan selama penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan guna sempurnanya penulisan laporan PTK ini, Semoga hasil laporan PTK ini bermanfaat bagi semua pihak.
Pemalang, April 2014
Penulis,


DAFTAR ISI
           Halaman
LEMBAR JUDUL......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN …..................................................................................ii                      LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….iv
DAFTAR ISI ………...............................................................................................v
DAFTAR TABEL …………………………………………...................................vi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….vii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………….............................................viii
ABSTRAK ………………………………………………………………………..ix
BAB I PENDAHULUAN ………………………………........................................1
A.      Latar Belakang Masalah …………………...................................................1
B.      Rumusan Masalah…………………………….............................................2
C.      Tujuan Penelitian…………………………………………………...............3
D.     Manfaat Penelitian……………………………………………….................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………...............5
A.      Pengertian Penelitian Tindakan Kelas……...................................................5
B.      Pengertian Prestasi Belajar………………………………………................6
C.      Pengertian Belajar dan Pembelajaran………................................................7
D.     Media Pembelajaran IPA……………….....................................................11
E.      Karakteristik Anak Usia SD………………................................................13
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN…14
A.      Subyek, Tempat dan Waktu Penelitian……………………………...........14
B.      Desain Prosedur Perbaikan Pembelajara………………………………….17
C.      Teknis Analisis Data………………………………………………………22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………...24
A.      Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran…………………........24
B.      Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajara…………………….29
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT………………………..51         
A.      Simpulan………………………………………………………..................51
B.      Saran Tindak Lanjut……………………………………………................52
DAFTAR PUSTAKA …………………………....................................................53          



















DAFTAR TABEL
                                                                                                            Halaman
Tabel Jadwal Perbaikan Pembelajaran IPA……………………………………….15
Tabel Waktu Penelitian…………………………………………………………...16
Tabel Daftar Nilai Siklus I………………………………………………………..33
Tabel Analisis  Nilai Siklus I……………………………………………………..34
Tabel Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I…………………….36
Tabel Analisis Keaktifan Siswa Siklus I………………………………………….37
Tabel Daftar Nilai Siklus II……………………………………………………….40
Tabel Analisis Nilai Siklus II……………………………………………………..41
Tabel Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II……………………43
Tabel Anilisis Keaktifan Siswa Siklus II…………………………………………45
Tabel Rekapitulasi Daftar Nilai IPA……………………………………………...46
Tabel Rekapitulasi Keaktifan Siswa………………………………………………48









DAFTAR GAMBAR
                                                                                                            Halaman
Diagram Nilai Siklus I……………………………………………………………35
Diagram Keaktifan Siswa Siklus I………………………………………………..38
Diagram Nilai Siklus II…………………………………………………………...43
Diagram Keaktifan Siswa Siklus II……………………………………………….45
Diagram Nilai IPA………………………………………………………………..48
Diagram Keaktifan Siswa…………………………………………………………49















DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.      Surat Kesediaan Supervisor 2 sebagai Pembimbing PKP………………54
2.      Perencanaan PTK ( Identifikasi Masalah, Analisis Masalah, Alternatif Pemecahan Masalah, Rumusan Masalah )………………………………..55
3.      Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus I, RPP Perbaikan Siklus II………………………………………………………………………….56
4.      Lembar Observasi/Pengamatan Kinerja Guru Terisi……………………...71
5.      Jurnal Pembimbingan dengan Supervisor 2………………………………75
6.      Hasil Pekerjaan Siswa yang Terbaik dan Terburuk per Siklus……………………………………………………………………...78
7.      Dokumentasi Kegiatan Per Siklus………………………………………...84














ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BALAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V SDN 05 MENDELEM KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PADA PELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DAN PEMANFAATANNYA MELALUI MEDIA CERMIN


Hasil belajar IPA siswa kelas V pada  kompetensi dasar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya belum sesuai harapan, dari 36 siswa hanya 33.33% yang tuntas, padahal penulis mengaharapkan ketuntasan belajar siswa mencapai 75%. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah : memenuhi tugas mata kuliah PKP , meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media dalam pembelajaran, sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa kelas V pada pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya.Berdasarkan identifikasi masalah yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa adalah pembelajaran siswa hanya bersifat hafalan saja, tanpa pengertian, dan tanpa melibatkan siswa dalam pembelajaran. Prosedur dalam penelitian ini adalah : perencanaan, tindakan, observasi, refleksi.Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan media cermin dalam kelompok kecil dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa kelas V dengan rata-rata nilai ulangan harian dari 59.44 menjadi 75.55 dengan tingkat ketuntasan dari 33% menjadi 86.11% dan aktivitas belajar siswa dari 50% menjadi 86.11%.





Kata Kunci : IPA, Cermin, Prestasi Belajar.




Monday, January 5, 2015

Jual Anak Demi Berobat,

Jual Anak Demi Berobat, Banyak Orang Beri          Sumbangan Hingga Rp 2,5 Miliar

Tidak jarang cinta seorang istri kepada suami mengalahkan segalanya, bahkan seorang wanita di Cina harus melelang bayinya demi memperoleh dana pengobatan sang suami    Situasi terjepit karena kehabisan dana untuk berobat membuat wanita bernama Ni Hong asal Chongqing, ini harus melelang bayinya di pinggir jalan. Melihat pengorbanan yang begitu besar dari wanita ini, lebih dari 3.000 orang menyumbangkan uangnya sebagai dana pengobatan.
Dilansir dari shanghaiist.com, peristiwa berawal ketika sang suami yang bernama Zhou Guixing jatuh dari lantai 3 sebuah gedung konstruksi dimana ia bekerja. Ia mengalami luka parah sehingga mengharuskannya melakukan operasi. Biaya untuk operasi tentu tidak sedikit, apalagi setelah pihak keluarga Zhou kehilangan kontak dengan atasannya.
Hal ini mempersulit keadaan keluarga Zhou. Itulah yang membuat hati sang istri tergerak dan berinisiatif melelang bayinya demi pengobatan sang suami. Melihat perjuangan dan cinta yang tulus dari Ni inilah banyak simpatisan memberikan dukungan melalui sumbangan dana.
Dana untuk pengobatan suami telah terkumpul sebanyak 1.2 juta Yuan atau setara dengan 2.5 miliar rupiah. Jumlah ini sangat banyak bagi mereka bahkan melampaui jumlah yang semestinya diperlukan untuk pengobatan. Karena merasa  uang yang diterimanya terlalu banyak, sang suami memutuskan untuk menyumbangkan sebagian dana tersebut untuk amal.
Sebanyak 6 ratus ribu Yuan atau setara dengan 1.2 miliar telah disumbangkannya sebagai amal di Fuzhou. Dari 1.2 juta ini, sekitar 500 juta telah ditransfer langsung ke rekening Palang Merah setempat. Ia berharap uang ini nantinya bisa membantu semua masyarakat yang membutuhkan, terutama anak-anak yang memerlukan pengobatan di kampung halamannya yakni Youyang.
Kepada media Zhou mengaku bahwa sumbangan terbesar yakni dari seseorang yang memberikan 100 ribu yuan atau setara 200 juta rupiah. Orang tersebut berasal dari Guangdong. Setelah berita ini ramai dibicarakan, banyak orang yang mendatanginya dan menawarkan sumbangan baginya. Namun Zhou menolak bahkan mengatakan kepada wartawan "Tolong beritahu semua orang untuk tidak memberikan uang lagi".
Setelah operasi berhasil dilakukan dan merasa lebih baik, Zhou memutuskan untuk pergi ke bank setempat dan menutup buku tabungannya. Hal ini dilakukan agar tidak ada sumbangan dana lagi dari masyarakat melalui rekeningnya. Ia juga memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Ia mengatakan bahwa "Sejak tragedi ini, saya menjadi yakin bahwa kebahagiaan terbesar datang melalui hidup bersama sebagai sebuah keluarga yang lengkap."
Banyak orang merasa terharu dan tersentuh oleh peristiwa ini. Zhou dan keluarganya merupakan orang baik dengan kasih sayang tulus kepada sesama. Semoga saja Zhou segera diberi kesembuhan serta kebahagiaan selalu menyertai keluarganya. Dan semoga amal yang disumbangkan Zhou bisa memberi kebahagiaan bagi semua orang yang membutuhkannya.

Sebelum Jatuh Bersama AirAsia




Sebelum Jatuh Bersama AirAsia, Hendra Tak SepertiBiasanya

Biasanya, Hendra selalu memberitahu sang kakak jika ingin bepergian kemana pun.

musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 menyisakan kisah-kisah duka yang

yat hati. Salah satunya adalah kisah dari Yunita Syawal, kakak perempuan Hendra Gunawan Syawal, salah satu penumpang yang jenazahnya ditemukan tim pencari di Selat Karimata.
Yunita pertama kali mengetahui bahwa adik lelakinya berada di atas pesawat AirAsia QZ8501 lewat foto selfie sang adik. Hendra, yang berangkat ke Singapura untuk merayakan tahun baru, menyempatkan diri berfoto selfie bersama rekan-rekannya sebelum naik pesawat.
Yunita mendengar soal QZ8501 yang hilang lewat media sosial, namun tak yakin adiknya ada di atas pesawat tersebut. Beberapa saat kemudian, seorang kawan Hendra mengiriminya foto selfie tersebut. Namun, sekali lagi Yunita belum percaya adiknya ada di atas pesawat itu.
Setelah menghubungi orang tuanya, barulah perempuan berusia 25 tahun itu percaya.Saya langsung terbang ke Surabaya," tutur Yunita seperti dikutipStrait Times.
Lansiran AFP, Yunita dan Hendra memiliki hubungan yang dekat. Yunita kerap bertukar pesan pendek berisi lelucon dengan adiknya yang menjalankan usaha logistik di Surabaya itu. Menurut Yunita, Hendra juga selalu memberitahu Yunita ketika akan bepergian.
"Ia selalu memberitahu saya sebelum pergi kemanapun. Ia selalu menanyakan saya minta oleh-oleh apa. Namun, anehnya, ketika kami ngobrol di malam sebelumnya (sebelum Hendra berangkat), ia tidak menyebut hendak ke Singapura," ujar Yunita.

Sunday, January 4, 2015

Gadis Kecil Itu Dikenali Lewat CCTV

 Senin, 05 Januari 2015 , 05:58:00

                      

Gadis Kecil Itu Dikenali Lewat CCTV



 Gadis Kecil Itu Dikenali Lewat CCTV. Foto Radar Surabaya/JPNN.comSURABAYA - Satu demi satu, keluarga Charly Gunawan, ayah tiga anak kelahiran Bima, yang hilang bersama enam anggota keluarganya pada penerbangan pesawat AirAsia QZ8501 pada Minggu, 28 Desember ditemukan. Setelah Sabtu sore (3/1) diserahkan jenazah Meiji Thejakusuma, istrinya, Minggu (4/1), jenazah anaknya ditemukan. Tjie Stevie Gunawan adalah anak Charly-Meiji.
Jenazah bocah berusia 10 tahun yang masih duduk di kelas V SD tersebut diserahkan kepada keluarganya oleh tim DVI di RS Bhayangkara Polda Jatim. Namun, Charly belum ditemukan meskipun pihak keluarga yakin bahwa sebetulnya Charly juga sudah ditemukan, tetapi tinggal menunggu proses identifikasi.
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigadir Jenderal Arthur Tampi mengatakan jenazah B015 teridentifikasi berjenis kelamin perempuan atas nama Tjie Stevie Gunawan, 10, yang bertempat tinggal di Kupang Indah 21/29, Surabaya. Hasil identifikasi tersebut didapat dengan berdasar pada metode primer, sekunder, dan properti.
“Masih dari sekunder juga dan berdasar hasil rekaman CCTV di Bandara Juanda, Surabaya, sebelum korban berangkat serta properti yang digunakan. Yakni, sweater lengan panjang warna merah muda, celana jins panjang warna biru, dan kaus hitam putih,” kata Arthur seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Senin (5/1).
Di rumah persemayaman jenazah Adi Jasa, Surabaya, dua jenazah ibu dan anak itu dipertemukan, meskipun keduanya sudah tidak bernyawa lagi. Jenazah Tjie disandingkan dengan jenazah ibunya, Meiji Thejakusuma

Saturday, January 3, 2015

PTK EXACT LENGKAP2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD) sebagaimana yang diamanatkan dalam kurikulum 2006 (Depdiknas Dirjen  Manajemen Dikdasmen , 2008:135) adalah agar peserta didik memiliki kemapuan sebagai berikut ; (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan panalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) Mengomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Sebagai perwujudan pencapaian tujuan pembelajaran Matematika di atas, maka belajar merupakan proses aktif yang memerlukan motivasi dan bimbingan dalam penguasaan hasil belajar siswa. Lerner (1988 : 12) menjelaskan “ada dua macam. hasil belajar yang harus dikuasai siswa, perhitungan matematis (matematics calculation) dan penalaran matematis (matematics reasoning)”. Berdasarkan hasil belajar tersebut, maka Lerner (1988: 430) mengemukakan bahwa “kurikulum Matematika mencakup tiga elemen (1) konsep, (2) keteramplian, dan (3) pemecahan masalah”. Untuk itulah diperlukan kemampuan penalaran dan keterampilan siswa yang dikembangkan melalui latihan dan belajar matematika. Namun untuk mencapai hal itu tidaklah mudah. Karena  walaupun Matematika erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, pelajaran Matematika merupakan salah satu pelajaran yang paling tidak disenangi bagi siswa. Sehingga prestasi belajar siswa tidak tercapai dengan optimal.
Begitu pula dengan pembelajaran dilaksanakan pada siswa Kelas VI SD Negeri 03 Beluk Kecamatan Belik, menunujukkan hasil yang masih rendah. Dari harapan ingin tercapai sedikitnya 75% dari 48 siswa dapat mencapai nilai di atas KKM yaitu 63. Ternyata setelah dilakukan tes formatif, hanya16 siswa (33%) yang dapat memperoleh ketuntasan belajar. Sedangkan 32 siswa (67%) masih memperoleh nilai dibawah KKM. sehingga guru harus memilih model yang tepat agar siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga prestasi hasil belajar siswa meningkat.
Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan hal di atas yaitu model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together. Model ini mengajak siswa aktif belajar dan bekerja secara kelompok, memahami berbagai konsep tentang keterampilan hitung dan cara memecahkan  masalah melalui pembelajaran langsung dan terstruktur. Selain itu juga menanamkan kebiasaan kepada siswa untuk membangun kerja sama dan saling menghargai. Untuk itulah guru mengaplikasikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Guna Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Kompetensi Dasar Menghitung Luas Segi Banyak yang Merupakan Gabungan  Dari Dua Bangun Datar Sederhana. Dengan harapan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Beluk Kecamatan belik.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Matematika Kompetensi Dasar Menghitung Luas Segi Banyak yang Merupakan Gabungan dari Dua Bangun Datar Sederhana Siswa Kelas VI SD Negeri  03 Beluk, Kecamatan Belik?”
2. Apakah  melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika Kompetensi Dasar Menghitung Luas Segi Banyak yang Merupakan Gabungan dari Dua Bangun Datar Sederhana Siswa Kelas VI SD Negeri  03 Beluk, Kecamatan Belik?”

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum :
a. Meningkatkan kualitas pendidikan.
b. Memperbaiki proses pembelajaran.
c. Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
d. Memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (pdgk 4501).
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika Kompetensi Dasar Menghitung Luas Segi Banyak yang Merupakan Gabungan dari Dua Bangun Datar Sederhana Siswa Kelas VI SD Negeri  03 Beluk, Kecamatan Belik melalui Model Pembelajarn Kooperatif tipe Numbered Heads Together.
b. Meningkatkan prestasi hasil belajar  pada mata pelajaran Matematika Kompetensi Dasar Menghitung Luas Segi Banyak yang Merupakan Gabungan dari Dua Bangun Datar Sederhana Siswa Kelas VI SD Negeri  03 Beluk, Kecamatan Belik melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat Penelitian ini bagi guru, siswa dan institusi  pendidikan secara umum, adalah sebagai berikut :


1. Bagi Guru
a. Memperoleh pengalaman profesional dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
b. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas guru dalam pembelajaran.
c. Meningkatkan kepekaan guru dalam melakukan tindakan kelas yang tepat dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
d. Sarana bagi guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran
b. Meningkatkan motivasi dan keaktifan dalam pembelajaran
c. Memecahkan ketrampilan dalam memecahkan suatu masalah
d. menanamkan kebiasaan kepada siswa untuk membangun kerja sama, tenggang rasa dan saling menghargai
e. Meningkatkan prestasi hasil belajar.
3. Bagi Institusi
a. Untuk meningkatkan prestasi sekolah dengan mendorong guru-guru untuk mengembangkan wawasan profesionalnya meningkatkan mutu pendidikan
b. Untuk mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas
c. Proses pembelajaran di sekolah berjalan efektif.
d. Sebagai ajang diskusi dalam memperbaiki kinerja guru.
e. Sebagai motivasi dalam pengembangan profesional sesama guru.
4. Pendidikan secara umum :
1. Memecahkan masalah bersama dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
2. Tercapainya tujuan pendidikan nasional.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
1. Model Pembejaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu dari konsep mengajar, dimana konsep mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa, oleh karena rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana, dalam arti membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri (Muhammad Ali, 1992). Model pembelajaran merupakan konsep dalam proses pembelajaran yang diwujudkan dalam berbagai tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Arends (1997) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Maksud dari definisi tersebut model pembelajaran adalah suatu perencanaan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajr tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto, 2007:7). Merujuk pada definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran memberikan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
b. Pembelajaran Kooperatif
Pembalajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa balajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima siswa dengan kemampuan atau intelegensi yang heterogen. Dalam pembelajaran kooperatif ini siswa bekerja sama dalam kelompok yang terdiri dari siswa yang berkemamapuan rendah, sedang dan tinggi untuk bertukar pikiran dalam memcahkan masalah ( Muclich, 2007). Dalam pembelajaran kooperatif siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima siswa dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda.
Suprijono (2009: 54) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Dan menurut Sugiyanto (2009 : 37) Permbelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Roger dan David Johnson dalam Lie (2002) mengemukakan hawa pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur dimana dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pelajaran. Mereka mengatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima unsur model pembelajaran yang harus diterapkan yaitu:
1. Saling ketergantungan positif.
2. Tanggung jawab perseorangan.
3. Tatap muka.
4. Komunikasi antar anggota.
5. Evaluasi proses kelompok.
Penerapan pembelajaran kooperatif , dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu penghargaan bersama (Ibrahim dkk, 2005:5-6). Ini berarati dengan adanya kerja sama, maka  baik guru maupun siswa sama-sama mendapat keuntungan. Ada  pergeseran peran guru sentral menuju guru yang mengelola aktivitas belajar siswa melalui kerja sama kelompok di kelas (Ibrahim et all, 2000:6-7).
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif :
1. Siswa bekerja dalm kelompok untuk menuntaskan materi belajarnya.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
3. Jika mugkin, anggota kelompok berasal dari ras budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda.
Tabel langkah-langkah  model pembelajaran kooperatif (Ibrahim et all, 2000:7-9) :
Fase Aktivitas/kegiatan guru
I
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
II
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa melalui demonstrasi atau bahan bacaan.
III
Mengorganisasi siswa kadalam kelompok kelompok belajar Guru menjelaskan kepada isswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisuen.
IV
Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas mereka.
V
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
VI
Memberikan penghargaan Guru menggunakan cara terbaik untuk menghargai baik upaya maupun ahsil belajar individu maupun kelompok.

c. Model-Model Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johnson dalam Lie (2002) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif mempunyai berbagai macam tipe. Adapun tipe-tipe pembelajaran kooperatif antara lain :
1. Jigsaw.
2. Think Pair and Share.
3. Student Teams Achiving Divisions (STAD).
4. Numbered Heads Together (NHT).
5. Role Playing.
6. Picture and Picture.
7. Examples non Examples.
8. Mind Mapping.
9. Make a Match.
10. Group Investigation.
11. Bertukar Pasangan.
12. Snowball Throwing.
13. Inside Outside Circle.
14. Course Review Horary.
15. Integrated Reading and Compositions (CIRC).
16. Problem Based Introductions (PBI).
d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Roger dan David Johnson dalam Lie (2002) mengemukakan bahwa Model adalah contoh atau figur yang berkaitan dengan strategi mengajar. Model dalam Numbered Heads Together (NHT) merupakan cara belajar Cooperative atau beberapa kelompok. Dimana  anak dikelompokan menjadi beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. Guru memberi tugas kepada setiap siswa berdasarkan nomor. Model pembelajaran NHT juga merupakan suatu cara penyajian pembelajaran dengan melakukan percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu permasalahan yang dipelajari. Dengan model NHT siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek dalam suatu proses pembelajaran mata pelajaran tertentu.Materi yang diberikan kepada siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Maksudnya adalah materi yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan tingkah laku, sehingga penguasaan pemahaman pengetahuan tentang Numbered Heads Together dapat bermanfaat bagi para siswa.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan  akademik dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen  dalam Ibrahim (2000: 28). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT mengutaamakan proses pembelajaran yang interaktif untuk meningkatkan prestasi akademik dengan mengajak siswa aktif belajar menelaah dan memahami bahan pembelajran.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
3. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
4. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
5. Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
1. Pembentukan kelompok;
2. Diskusi masalah;
3. Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Rencana Pembelajaran (RP), Lembar Kerja Siswa (LKS).
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok dengan nama yang berbeda yang beranggotakan 3-5 siswa. kemudian memberi nomor kepada setiap siswa. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Buku paket atau buku panduan memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menyelesaikan masalah.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan dari masalah yang dipelajari dalam proses pembelajaran.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh  Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2. Memperbaiki kehadiran
3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5. Konflik antara pribadi berkurang
6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8. Hasil belajar lebih tinggi
9.  Setiap siswa menjadi siap dalam belajar.
10. Siswa memiliki motivasi untuk serius dalam belajar.
Kekurangan model pembelajarn kooperatif tipe numbered heads together, antara lain :
1. Tidak semua nomor dipanggil oleh guru.
2. Bagi siswa yang tidak terpanggil akan menjadi jenuh dan cenderung kembali pasif.
2. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu yaitu matematika , fisika, biologi, psikologi, ilmu-ilmu sosial dan linguistik. Didasarkan pada pandangan konstruktivisme, hakikat matematika yakni anak yang belajar matematika dihadapkan pada masalah tertentu berdasarkan konstruksi pengetahuan yang diperolehnya ketika belajar dan anak berusaha memecahkannya (Hamzah, 2007:126-132). Maksud dari teori tersebut bahwa siswa dalam belajar Matematika memadukan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan yang baru.
Pembelajaran ialah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap” (Dimyati dan Mudjiono, 2002:157). Maksud dari teori tersebut bahwa pembelajaran merupakan tindakan yang dilakukan guru untuk mengajak siswa terlibat dalam pembelajaran, bukan semata-mata guru mengajar sedangkan siswa pasif.
Berdasarka pendapat diatas pembelajaran matematika adalah suatu proses yang diselengarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa guna memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan matematika. Suatu proses pembelajaran yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan situasi agar siswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.
Menurut Bell (1978 : 97) bahwa pembelajaran matematika menunjukan betapa pentingnya pemahaman para guru tentang teori-teori yang terkait dengan bagaimana para siswa belajar dan bagaimana mengaplikasikan teori tersebut di kelas. Hendaknya para guru dapat menggunakan dengan tepat keunggulan setiap teori belajar yang satu dengan yang lainnya akan sama atau mirip dan saling melengkapi. Beberapa teori belajar yang mendukungnya antara lain : Thorndike, Gagne, Piaget, Skemp, Ausubel, Novele sampai Vigotsky. Yang paling penting adalah suatu proses mental (Orton, 1987).
Teori kognitif Piaget sampai Vigotsky menyebutkan bahwa agar terjadi proses belajar siswa, maka siswa harus melakukan kegiatan fisik dan mental dengan benda konkrit dalam kelompok-kelompok yang memungkinkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat membentuk pemusatan perhatian terhadap apa yang dijelaskan oleh guru disertai dengan perenungan serta penerapan dalam bentuk penyelesaian soal.
b. Hakikat Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
Belajar Matematika merupakan tentang konsep-konsep dan struktur abstrak yang terdapat dalam matematika serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur matematika. Belajar matematika harus melalui proses yang bertahan dari konsep yang sederhana ke konsep yang lebih kompleks. Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan baik jika pertama-tama disajikan dalam bentuk konkrit. Russeffendi (1992) mengungkapkan bahwa alat peraga adalah alat untuk menerangkan/ mewujudkan konsep matematika sehingga materi pelajaran yang disajikan mudah dipahami oleh siswa.
Salah satu dari Standar Kompetensi Lulusan SD pada mata pelajaran Matematika yaitu, memahami konsep bilangan pecahan, perbandingan dalam pemecahan masalah, serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas 2006). Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pemahaman guru tentang hakekat pembelajaran matematika di SD dapat merancang pelaksanaan proses pembelajaran dengan baik yang sesuai dengan perkembanagan kognitif siswa, penggunaan media, metode dan pendekatan yang sesuai pula. Sehingga guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif serta terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang efektif.
c. Fungsi Pembelajaran Matematika
Menurut peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar, mata pelajaran Matematika perlu diberikan pada semua peserta didik mulai Sekolah Dasar  sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta didik dengan kemampuan bekerjasama, sehingga memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup dalam keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Pembelajaran Matematika diberikan kepada peserta didik sejak tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi supaya mampu bertahan hidup dalam kehidupan di era globalisasi yang serba bersaing dan selalu berubah.
d. Tujuan Pembelajaran  Matematika
Dalam peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar, mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam memecahkan masalah.
2. Menggunakan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain-lain uantuk memperjelas masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Selain tujuan umum yang menekankan pada penataan nalar dan pembentukan sikap serta memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan, Matematika juga mempunyai tujuan khusus. Adapun tujuan khusus pembelajaran matematika SD yaitu :
1. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung sebagai latihan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan Matematika.
3. Mengembangkan kemampuan dasar Matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut.
4. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif , dan disiplin.
e. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika
Ruang lingkup mata pelajaran Matematika menurut Depdiknas 2006, pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Bilangan
Cakupan bilangan antara lain bilangan dan angka, perhitungan dan perkiraan.
2. Geometri dan pengukuran
Cakupan geometri antara lain bangun dua dimensi, tiga dimensi, transformasi dan simetri, lokasi dan susunana berkaitan dengan koordinat. Cakupan pengukuran berkaitan dengan perbandingan kualitas suatu objek, penggunaan satuan ukuran dan pengukuran.
3. Pengolahan data
3. Prestasi Belajar Matematika
Darmadi (2009: 100) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah sebuah kecakapan atau keberhasilan yang diperoleh seseorang setelah melakukan sebuah kegiatan dan proses belajar sehingga dalam diri seseorang tersebut mengalami perubahan tingkah laku sesuai dengan kompetensi belajarnya. Sedangkan menurut Nurkencana (dalam Ade Sanjaya, 2011), prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Lanawati (dalam Reni Akbar Hawadi, 2004: 168) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan oleh siswa.
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sesuatu yang merupakan hasil dari proses belajar yang mengakibatkan perubahan tingkah laku sesuai dengan kompetensi belajarnya.
Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar. Prestasi  berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1994:787). Sedangkan pengertian belajar adalah memperoleh kepandaian atau ilmu belajar (Depdikbud, 1994:14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Umumnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam pengertian ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan evaluasi (Depdikbud, 1994). Prsetasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa yang berhubungan dengan nilai yang diberikan oleh guru setalah menerjakan evaluasi pada suatu mata pelajaran.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Abu Ahmad (1992 : 130) menjelaskan bahwa prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yaitu : faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor-faktor internal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar antara lain :
1. Faktor jasmani baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
2. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri dari :
- Faktor intelektif (kecerdasan bakat)
- Faktor non intelektif antara lain : kepribadian tertentu seperti kebiasaan, minat, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
3. Faktor kematangan pisik dan psikis
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain :
1. Faktor Sosial, meliputi : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok.
2. Faktor Budaya, meliputi : adat istiadat, ilmu pengetahuan sosial, teknologi dan kesenian.
3. Faktor Lingkungan Fisik, meliputi : fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.
4. Faktor Lingkungan Psikis, meliputi : spiritual dan keamanan.
4. Keaktifan Siswa
Supaya proses belajar efektif dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran diperlukan motivasi yang cukup kuat. Motivasi menunjukkan suatu keadaan bertenaga dalam diri siswa yang mengarahkan perilaku siswa untuk mencapai tujuan, dengan kekuatan yang sebanding dengan kekuatan motivasi siswa. Intensitas motivasi yang terlalu rendah, memadai atau terlalu kuat akan mempengaruhi keaktifan siswa. Apabila terlalu rendah maka usaha menjadi minimal, siswa bersikap apatis, acuh dan tidak bertanggung jawab. Perhatian dan konsentrasinya mudah terganggu oleh faktor dari luar. Pada tingkat yang memadahi, perilaku siswa akan ditandai dengan arah kegiatan yang jelas dan fleksibilitas cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Kondisi ini membantu belajar yang maksimal. Sedangkan motivasi yang terlalu kuat menghasilkan pula ketegangan (rangsangan, stress) dalam diri siswa yang tinggi yang terkadang menghambat usaha dalam belajar (Hebb. 1955). Menurt pendapat tersebut keaktifan siswa akan perpengaruh terhadap hasil pembelajaran.

B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dari penerapan model pembelajaran Kooperatif  Tipe Numbered Heads Together adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran diharapkan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat mengubah perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Model ini mengajak siswa aktif belajar dan bekerja secara kelompok, memahami berbagai konsep tentang keterampilan hitung dan cara memecahkan  masalah melalui pembelajaran langsung dan terstruktur. Siswa merupakan pelaku utama dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator.

2. Pembelajaran diharapkan meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
Setelah siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, diharapkan berbanding lurus dengan hasil prestasi belajarnya. Yaitu dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Beluk Kecamatan belik.

C. Indikator dan Kriteria Keberhasilan
1. Indikator keberhasilan dalam hasil pembelajaran.
Indikator keberhasilan yang digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran siswa adalah tercapainya prestasi hasil belajar siswa di atas 75% dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebesar  63.
2. Indikator keberhasilan dalam Proses Pembelajaran
Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa yang digunakan oleh peneliti disini yaitu, observasi/pengamatan. Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk merencanakan perbaikan supaya pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada kegiatan siswa dan kegiatan guru.
Indikator keberhasilan yang dipilih dan diterapkan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa kelas VI SD Negeri 03 Beluk Kecamatan Belik selama proses pembelajaran berlangsung yaitu observasi/pengamatan. Adapun format lembar observasi/pengamatannya terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1. Observasi/pengamatan proses pembelajaran
No Aspek yang diamati 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7 Ketertarikan terhadap pembelajaran
Kerjasama dalam kelompok
Keaktifan dalam pembelajran
Ketekunan dalam pembelajaran
Keberanian untuk bertanya
Keberanian untuk unjuk kerja
Tanggung jawab terhadap tugas -
-
-
-
-
- -
-
-
-
-
- -
-
-
-
-
- -
-
-
-
-
- -
-
-
-
-
-
Jumlah

Keterangan :
1 = Kurang sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Baik Sekali
Dalam penelitian ini, proses pembelajaran dikatakan berhasil jika rata-rata hasil observasi/pengamatan terhadap keaktifan siswa selama proses pembelajaran, mendapat nilai baik (4).

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek dan Setting Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan ini yaitu siswa kelas VI SD Negeri 03 Beluk Kecamatan Belik dengan jumlah siswa seluruhnya 48 yang terdiri dari 28 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
3. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri 03 Beluk Dukuh Kalitengah Desa Beluk, dengan jarak tempuh dari kota kecamatan sejauh 5 Km kearah selatan. Batas – batas SD, di sebelah utara dan barat yaitu jalan raya, disebelah selatan rumah warga, sementara di sebelah timur yaitu kebun nanas dan cengkeh. Jalan menuju SD merupakan jalan desa dengan kondisi jalan yang sudah rusak dan kontur tanah yang naik turun ciri khas di daerah pegunungan.
Sarana dan prasarana yang dimiliki SD Negeri 03 Beluk kurang memadai. SD ini memiliki 6 ruang kelas dengan 3 ruang dalam kondisi yang telah rusak, 1 kantor guru yang juga difungsikan sebagai ruang kepala sekolah, halaman, serta 1 WC guru dan 1 WC siswa. Sekolah ini tidak memiliki perpustakaan sebagai sarana menggali ilmu. Media-media pembelajaran yang dimiliki juga sangat terbatas. Jumlah buku bacaan khususnya buku-buku fiksi dan karangan ilmiah sangat kurang, termasuk juga media pembelajaran yang lain masih belum tersedia.
Tenaga pengajar di SD Negeri 03 Beluk sudah cukup. Dengan jumlah murid pada tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 238 siswa, di SD  ini terdapat 1 Kepala Sekolah dengan 4 guru kelas definitif dan 4 guru wiyata bhakti, 1 guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 guru penjaskes, dan 1 penjaga.
SD Negeri 03 Beluk berasa di kaki gunung Slamet yang merupakan gunung terbesar di Jawa Tengah. Karena letaknya yang berada di daerah pegunungan, pantas apabila kebanyakan pekerjaan wali murid bekerja sebagai petani dan buruh tani, pedagang kecil yang mengandalkan hasil pertanian, tukang batu dan juga sebagian kecil sebagai perantau di kota besar seperti Jakarta.Ekonomi wali murid kebanyakan menengah ke bawah, mayoritas pendidikannya rendah. Kesadaran akan pendidikan masih relatif rendah, sehingga untuk memajukan pendidikan masih sulit dibanding dengan sekolah-sekolah yang sudah maju.
Peneliti adalah JAZIROH guru kelas VI SD Negeri 03 Beluk, Kecamatan Belik dengan pengamatnya Ibu Siti Lestari, S.Pd.SD, guru kelas V SD Negeri 03 Beluk, Kecamatan Belik. Fokus perbaikan pembelajaran yaitu :
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana
4. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan terdiri dari 2 siklus yaitu :
No Siklus SD / Kelas Hari / Tanggal Waktu
1. I SD Negeri 03 Beluk Kelas VI Selasa, 2 Okt 2012 07.30 – 08.40
2. II SD Negeri 03 Beluk Kelas VI Selasa, 9 Okt 2012 07.30 – 08.40

B. Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.
a. Data
Kondisi awal sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran dalam pembelajaran Matematika Kompetensi Dasar menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil yang masih rendah. Dalam proses pembelajaran siswa belum terlibat  aktif dalam pembelajaran, jika diajukan pertanyaan dan diminta unjuk kerja oleh guru, hanya siswa tertentu yang berani menjawab. Pelaksaan pembelajaran tidak efektif dan efisien, komunikasi satu arah dari guru kesiswa. Guru masih berperan sebagai satu-satunya informasi. Metode pembelajaran yang digunakan hanya ceramah. Dari hasil formatif diperoleh data bahwa dari 48 siswa hanya16 siswa (33%) yang dapat memperoleh ketuntasan belajar. Karena mendapatkan nilai diatas KKM yang ditetapkan sebesar 63. Sedangkan 32 siswa (67%) masih memperoleh nilai dibawah KKM.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari :
a. Sumber data primer
Merupakan sumber data utama yang menjadi sumber data pokok dalam penelitian ini yaitu segala sesuatu yang bersumber dari siswa dan guru kelas VI SD N 03 Beluk Kecamatan Belik.
b. Sumber data sekunder
Merupakan sumber data tambahan yang berasal dari hasil pengamatan teman sejawat yang  berguna untuk melengkapi data yang kurang lengkap/data primer.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan oleh peneliti adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes dilaksanakan melalui beberapa prosedur tes, yakni meliputi tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Tes awal melalui tanya jawab secara lisan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberi tindakan. Tes akhir diperoleh dari tes pada kegiatan akhir setelah siswa melaksanakan kegiatan inti pembelajara. Siswa mengerjakan soal secara tertulis.Sementara teknik non tes ada bermacam-macam, antara lain:
a. Catatan Harian (Field Note)
Dibuat oleh guru segera setelah proses pembelajaran selesai.  Catatan harian berisi catatan penting selama proses pembelajaran berlangsung, seperti prestasi siswa yang dianggap istimewa, reaksi guru yang menimbulkan berbagai respon dari siswa, maupun kesalahan yang dilakukan siswa karena guru melakukan kekeliruan. Catatan ini akan sangat berharga bagi guru karena merupakan hasil observasi, reaksi, dan refleksi guru terhadap pembelajaran yang dikelolanya. Disamping itu, catatan harian guru dapat merupakan rekaman perkembangan guru dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Selain catatn harian guru, ada pula catatan harian siswa. Catatan ini dibuat oleh siswa secara bebas terhadap mata pelajaran tertentu yang berisi segala pendapat, reaksi, atau bahkan mungkin saran siswa tentang pembelajaran yang dihayatinya. Guru dapat meminta siswa mengumpulkan catatan harian tersebut pada waktu-waktu tertentu, sehingga guru dapat memanfaatkannya dalam memperbaiki pembelajaran.
b. Rekaman dengan tape recorder
Rekaman ini merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data penting yang berkaitan dengan interaksi di dalam kelas.
c. Angket/Kuisioner
Angket/kuisioner dapat digunakan untuk menjaring pendapat siswa tentang proses pembelajaran, dibuat dengan sederhana dan memuat pertanyaan yang direspo siswa secara bebas(terbuka) oelh siswa.
d. Dokumentasi
Dokumentasi sebelum, selama maupun setelah proses pembelajaran berlangsung digunakan sebagai arsip atau dokumen. Dokumen tersebut antara lain Program Tahunan (Prota), Program semester (Promes), kurikiulum (silabus), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilai hasil tes siswa, foto-foto selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini untuk mengetahui peningkatan kkompetensi siswa.
e. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengungkap pendapat siswa tentang pembelajaran. wawancara terjadi antara guru dan siswa, pengamat dan siswa, serta siswa dan siswa. Sedangkan wawancara antara guru dan pengamat terjadi pada tahap pertemuan pendahuluan dan diskusi balikan.
f. Observasi/pengamatan
Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk merencanakan perbaikan supaya pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada kegiatan siswa dan kegiatan guru.
Teknik non tes yang dipilih dan diterapkan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kegiatan guru dan tingkat keaktifan siswa kelas VI SD Negeri 03 Beluk Kecamatan Belik selama proses pembelajaran berlangsung yaitu APKG2 untuk guru dan lembar observasi/pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat. ( Lembar APKG 2 dan lembar observasi terlampir).
d. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Teknik analisis data kuantitatif
Teknik analisis data kuantitatif secara deskriptif dengan menghitung rentang skor, banyak kelas, panjang kelas intervaljumlah nilai, nilai rata-rata kelas (mean), nilai tengah data (median), nilai yang sering muncul (modus) dan menghitung persentase nilai.
Rentang skor = nilai tertinggi – nilai terendah
Banyak kelas yang akan digunakan dengan menggunakan aturan Sturges.
K = 1 + 3,3 log jumlah siswa
Panjang kelas interval (p) =  rentang
          Banyak kelas
Analisis data kuantitati secara deskriptifnya adalah sebagai berikut:
Mean = Jumlah nilai siswa
          Jumlah siswa
Median = Nilai tengah dari seluruh nilai siswa
Modus = Nilai yang paling banyak diperoleh oleh siswa
Persentase nilai yang diperolh siswa =
= Jumlah siswa yang memperoleh nilai x 100%
 Jumlah siswa
b. Teknik analisis data kualitatif
Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992).
1. Reduksi Data (Pemilihan Data)
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan yang terjadi selama pembelajaran. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul , permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih peneliti.
Reduksi data meliputi :
a. Meringkas data
b. Mengkode
c. Menelusur tema
d. Membuat gugus-gugus
Reduksi data merupakan teknik analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.
Cara reduksi data :
a. Seleksi data
b. Ringkasan atau uraian singkat
c. Menggolongkannya dalam pola yang lebih luas
2. Penyajian Data (Deskripsi Data Hasil Temuan)
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan data disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Bentuk penyajian data kualitatif :
a. Teks naratif, berbentuk catatan lapangan.
b. Matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya.
3. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan kesimpulan dari tampilan  data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu kesimpulan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus I, dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus II.
Setiap kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua data disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. Secara diagramatik, hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat divisualisasikan seperti gambar dibawah ini.
Gambar 3.1 format keaktifan siswa
No Aspek yang diamati 1 2 3 4 5
1

2
3
4
5
6
7 Ketertarikan terhadap pembelajaran
Kerjasama dalam kelompok
Keaktifan dalam pembelajran
Ketekunan dalam pembelajaran
Keberanian untuk bertanya
Keberanian untuk unjuk kerja
Tanggung jawab terhadap tugas
-
-
-

-
-
-

-
-
-

-
-
-

-
-
-

-
-
-

-
-
-

-
-
-

-
-
-

-
-
-
Jumlah
Keterangan :
1 = Kurang sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Baik Sekali
Data hasil keaktifan siswa=
Jumlah nilai keaktifan siswa x 100%
Jumlah siswa x nilai tertinggi keaktifan siswa
C. Prosedur Penelitian
Kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang dapat digambarkan menjadi daur pembelajaran sebagai berikut :
Gambar 3.2 daur prosedur penelitian


















Adapun penjelasan dari  tahapan masing-masing silkus adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan perbaikan pembelajaran, meliputi :
a. Menyiapkan Perencanaan Pembelajaran Perbaikan
b. Menyiapkan media, alat dan sumber pembelajaran sesuai RPP Perbaikan.
b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP Perbaikan yang telah dibuat.
a. Kegiatan awal
b. Kegiatan inti
c. Kegiatan akhir
c. Observasi/pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan APKG2.
d. Refleksi
Setelah pelaksanaan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran.

D. Deskripsi Penelitian Persiklus
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus masing-masing siklus terdiri 4 tahap yaitu ; 1. Perencanaan, 2.  Pelaksanaan, 3.  observasi, 4.  Refleksi. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
Siklus I
1. Perencanaan
Perencanaan adalah segala aktifitas yang dilakukan oleh guru/peneliti sebelum pelaksanaan pembelajaran/ masuk kelas.
Yang termasuk dalam perencanaan adalah :
a. Diskusi dengan teman sejawat untuk membahas aspek-aspek pembelajaran yang menjadi objek obeservasi.
b. Konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mempertajam masalah dan mencari solusinya.
c. Menyiapkan prasarana yang diperlukan misalnya media, alat peraga dan sumber pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.
d. Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan teman sejawat untuk mencatat data selama PBM berlangsung.
e. Menyiapkan soal-soal evaluasi yang digunakan untuk mengetahui daya serap siswa tentang pelajaran.
f. Menyusun RPP (Rencana Perbaikan pembelajaran).
g. Setelah RPP disetujui oleh pembimbing, peneliti minta ijin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I
h. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah segala aktifitas yang dilakukan guru/peneliti di dalam kelas yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Implementasi siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 Oktober 2012 selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran).
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru mengecek keadaan kelas (kebersihan dan tempat duduk siswa), mengucapkan salam, dan mengecek kehadiran siswa, kemudian meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a.
b. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa sebagai berikut :
c. Anak-anak, bentuk-bentuk bangun datar sederhana apa yang kalian tahu ?
d. Bagaimana cara menghitung luas bangun datar sederhana?
e. Bangun datar yang kalian ketahui apabila digabungkan akan membentuk bangun segi banyak. Tahukah kalian bagaimana cara menghitung luasnya ?
2. Kegiatan inti (40 menit)
a. Guru membagi kelas menjadi 12 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa dan memberi nomor urut yang berbeda kepada siswa dalam satu kelompok.
b. Guru menjelaskan cara menghitung luas bangun datar sederhana kemudian memberikan contoh soal.
c. Guru bersama siswa mengerjakan contoh soal.
d. Guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok, anggota kelompok  yang sudah paham dapat membantu anggota lain yang belum paham.
e. Guru membagi Lembar Kerja Siswa.
f. Guru memantau kerja kelompok sambil mengamati keaktifan dan kerja sama siswa dalam kelompok.
g. Guru memanggil siswa berdasarkan nomor urut yang dimilikinya sebagai wakil dari kelompok untuk menuliskan jawaban kerja kelompoknya pada papan tulis.
h. Guru bersama seluruh siswa membahas jawaban dari utusan kelompok.
3. Kegiatan akhir (20 menit)
a. Guru memberikan penguatan tentang menghitung luas bangun segi banyak.
b. Guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan secara individu.
3. Pengamatan/ observasi
Pengamatan yang dilakukan teman sejawat untuk menilai segala aktifitas guru dan siswa ketika pembelajaran berlangsung. Teman sejawat duduk di belakang dengan membawa lembar observasi.
Dari hasil pengamatan oleh teman sejawat diperoleh temuan-temuan sebagai berikut :
a. Aspek Guru :
1. Sebelum kegiatan sudah memberikan apersepsi.
2. Guru belum melakukan motivasi.
3. Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Dalam memberikan pertanyaan guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk berfikir terlebih dahulu.
5. Kurang adanya maksimal dalam penerapan model pembelajaran  yang telah ditentukannya, sehingga pengelolaan kelas belum maksimal dan masih banyak siswa yang belum menguasai cara menghitung luas bangun datar segi banyak gabungan dari dua bangun datar sederhana.
6. Guru kurang menyiapkan alat peraga dengan baik, masih berupa bentuk segi banyak dengan hanya terdiri dari 1 warna sehingga anak kurang jeli melihat bangun datar sederhana penyusunnya.
7. Guru kurang memberikan contoh-contoh yang relevan dengan kehidupan anak.
8. Guru tidak memberikan kesempatan untuk bertanya.
9. Guru dalam membimbing siswa bekerja kelompok tidak merata ke semua kelompok .
10. Guru melaksanakan evaluasi dan menganalisis hasil evaluasi tersebut.
11. Guru melaksanakan tindak lanjut berupa pemberian PR.
b. Aspek Siswa :
1. Siswa perhatian pada kegiatan awal pembelajaran, namun pada saat kegiatan inti khususnya pada saat kerja kelompok, siswa bingung dan tidak tahu langkah-kangkah yang harus dilakukan.
2. Kerjasama dalam kelompok masih kurang, siswa yang pandai mendominasi dan tidak membimbing temannya yang belum paham, sementara temannya yang belum paham hanya pasif dan tidak bekerja maksimal.
3. Siswa tidak berani bertanya.
4. Refleksi
Refleksi ini penting dilakukan oleh guru/peneliti untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Bahan refleksi diambil dari lembar observasi dari teman sejawat.
a. Aspek Guru :
Yang sudah baik meliputi :
1. Guru telah melakukan apersepsi .
2. Guru telah menggunakan media pembelajaran.
3. Guru telah menggunakan model pembelajaran yang merangsang aktifitas siswa, yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
4. Guru telah melaksanakan evaluasi, menganalisa hasil dan melaksanakan tindak lanjut.
Yang masih perlu ditingkatkan :
1. Guru belum memotivasi siswa.
2. Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Media pembelajaran lebih dipersiapkan dengan membuat bentuk bangun datar segi banyak yang terdiri dari beberapa warna.
4. Guru kurang memberikan contoh yang relevan dengan anak.
5. Guru perlu memberikan kesempatan yang lebih kepada anak untuk mengajukan pertanyaan.
6. Guru perlu melakukan bimbingan kepada kelompok-kelompok untuk membantu siswa memahami tugasnya.
b. Aspek Siswa
Dari hasil pelaksanaan tes formatif pada siklus I, diperoleh hasil yang masih perlu ditingkatkan ( lihat lampiran)

Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi terhadap pelaksanaan perbaikan pembeljaran pada siklus I maka disusun rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II yang terdiri :
1. Perencanaan
a. Berdiskusi dengan teman sejawat tentang hasil temuan dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk mengungkap dan memperjelas permasalahan dan mencari solusinya.
b. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran yang menitikberatkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan keaktifan siswa swlama proses pembelajaran dan untuk meningkatkan prestasi  hasil belajar siswa dalam menghitung luas bangun datar segi banyak gabungan dua bangun datar sederhana (RPP terlampir).
c. Setelah RPP disetujui oleh pembimbing, peneliti minta ijin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II.
d. Menyiapkan lembar observasi.
e. Menyusun tes formatif siklus II
f. Menyusun lembar kerja siswa (LKS)
2. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 9 Oktober 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35), dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Kegiatan awal (15 menit)
a. Guru mengecek keadaan kelas (kebersihan dan tempat duduk siswa), mengucapkan salam, dan mengecek kehadiran siswa, kemudian meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a.
b. Guru memotivasi siswa dengan melakukan :
1. Tanya jawab bendabenda di kelas yang termasuk abngun datar.
2. Koreksi dan penilaian PR pertemuan yang lalu.
c. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran sebelumnya, sebagai berikut :
3. Bagaimana cara menghitung luas bangun datar sederhana?
4. Bangun datar yang kalian ketahui apabila digabungkan akan membentuk bangun segi banyak. Tahukah kalian bagaimana cara menghitung luasnya ?
d. Berdasarkan jawaban siswa guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menghitung luas bangun segi banyak yang merupakan gabungan beberapa bangun datar sederhana.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Guru memajang bentuk-bentuk bangun datar sederhana dengan warna menarik yang berbeda-beda kemudian menanyakan rumus untuk mencari luas masing-masing bangun datar sederhana tersebut.
b. Guru menggabungkan beberapa bentuk bangun datar sederhana dengan warna yang berbeda-beda menjadi satu, kemudian menanyakan kepada siswa bagaimana cara menghitung luas bangun tersebut.
c. Guru menjelaskan cara menghitung luas bangun datar sederhana kemudian memberikan contoh soal.
d. Guru bersama siswa mengerjakan contoh soal.
e. Guru membagi siswa menjadi kelompok dengan jumlah anggota per kelompok 4 siswa dengan nomor tiap anggota berbeda-beda.
f.    Guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok, anggota kelompok  yang sudah paham dapat membantu anggota lain yang belum paham.
g. Guru membagi Lembar Kerja Siswa.
h. Selama siswa bekerja kelompok, guru keliling ketiap-tipa kelompok yang mungkin membutuhkan bimbingan dan memantau kerja kelompok sambil menilai keaktifan dan kekompakan / kerja sama dalam kelompok
i.    Guru memanggil salah satu nomor anggota siswa supaya maju .mewakili kelompoknya untuk menuliskan jawaban pada papan tulis.
j.   Anggota kelompk lain dengan nomor yang sama mencocokkan dengan hasil pekerjaan siswa yang maju.
k. Guru bersama seluruh siswa membahas jawaban dari utusan kelompok.
l. Guru memberikan penguatan dan membuat kesimpulan tentang menghitung luas bangun segi banyak.
3. Kegiatan akhir (5 menit)
a. Siswa dibimbing guru merangkum materi pembelajaran.
b. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan secara individu.
c. Guru mengulangi materi penting dari pembelajaran yang telah dillaksanakan.
4. Pengamatan
Dari hasil pengamatan teman sejawat diperoleh temuan sebagai berikut:
a. Aspek Guru :
1. Motivasi terhadap siswa sudah bagus.
2. Apersepsi sudah bagus.
3. Penyampaian tujuan pembelajaran sudah tepat.
4. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah bagus.
5. Mamapu melakukan pengelolaan kelas dengan tepat.
6. Proses pembelajaran sudah mengajak siswa terlibat aktif.
7. Alat peraga yang digunakan dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta sangat menunjang bagi penguasaan materi pada anak.
8. Telah diberikan contoh-contoh yang relevan dengan anak.
9. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
10. Guru telah membimbing kepada kelompok-kelompok dengan baik.
11. Guru melaksanakan evaluasi dan menganalisis hasil.
12. Guru malaksanakan tindak lanjut.
b. Aspek Siswa :
1. Dari kegiatan awal, siswa sudah muali tertarik dengan pembelajaran.
2. Perhatian siswa sudah terfokus pada kegiatan pembelajaran, siswa sudah tidak bingung lagi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
3. Kerjasam siswa dalam kelompok sedah bagus.
4. Siswa yang pandai bersedia membantu teman sekelompoknya yang belum paham.
5. Mengerjakan tufas secara bersama-sama, tidak ada dominasi dari siswa yang pandai, siswa yang kurang pandai juga diajak terlibat dalam menyelesaikan tugas.
6. Siswa berani mengajukan pertanyaan.
7. Siswa sudah berani unjuk kerja menyampaikan hasil pekerjaan kelompoknya secara tertulis di depan kelas.
5. Refleksi
Setelah peneliti memperoleh hasil pengamatan maka diperoleh refleksi sebagai berikut :
a. Aspek Guru :
8. Dengan seringnya guru memberi penguat motivasi, siswa menjadi lebih tertarik dan antusias terhadap pembelajaran.
9. Dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang tepat, siswa mempunyai arah yang akan dicapai dalam pembelajarannya.
10. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang tepat, dapat meningkatkan  keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan prstasi hasil belajar siswa.
b. Apek Siswa :
Pada siklus II terbukti sudah banyak siswa yang tuntas belajar. Namun ada 2 anak yang belum tuntas belajar, hal ini disebabkan karena memiliki kemampuan rendah. Data nilai pada lampiran.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus
1. Pra Siklus
Hasil observasi terhadap keaktifan siswa pada proses pembelajaran Pra Siklus menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, karena baru tercapai nilai rata-rata 2,46 dari standar yang ditentukan 4. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Proses Pembelajaran Pra Siklus
No x f Persentase (%) f.x
1 1 6 12,50 6
2 2 21 43,75 42
3 3 12 25,00 36
4 4 6 12,50 24
5 5 2 4,17 10
Jumlah 48 100 118
Rata-rata 2,46
Keterangan :
1 = Kurang sekali x = interval nilai
2 = Kurang f = frekuansi
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Baik Sekali
Keterangan standar yang digunakan untuk menilai aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran sebesar 4.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat disajikan diagram 4.1 sebagai berikut :





Diagram 4.1 Poses Pembelajaran Pra Siklus

Hasil penelitian tes formatif pada mata pelajaran Matematika Kompetensi Dasar menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana, kelas VI SD Negeri 03 Beluk Kecamatan Belik mencapai tingkat ketuntasan 33%, dari 48 siswa yang mencapai ketuntasan belajar sabanyak 16 siswa, sedangkan 32 siswa masih mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan belajar (67%) dengan nilai rata-rata kelas 56,25.dari data nilai tes formatif pra siklus, diperoleh tabel 4.2:
Tabel 4.2 Hasil Pembelajaran Pra Siklus
X F Persentase Fx
100 9 18,75 900
75 8 16,67 600
50 19 39,58 950
25 12 25,00 300
Jumlah 48 100 2750
Rerata 56,25

Keterangan :
x : Nilai
F : Frekwensi
Fx : Frekwensi x Nilai
Hasil tes formatif pra siklus dapat ditampilkan dalam diagram sebagai berikut 4.2 :
Diagram 4.2 Hasil Pembelajaran Matematika Pra Siklus

Dengan melihat hasil tes formatif sebelum Siklus I tersebut, kemudian peneliti berdiskusi dengan teman sejawat dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Atas masukan dari teman sejawat dan sara-saran dari dosen pembimbing, serta refleksi yang dilakukan dalam peneliti an tehadap pembelajaran pada pra siklus, maka peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I.
2. Siklus I
Perbaikan pembelajaran pada siklus I (satu) menitik beratkan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk lebih mengefektifkan pembalajaran, dengan harapan keaktifan siswa meningkat yang dengan sendirinya sehinggadapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada awal pembelajaran peneliti melakukan apersepsi dan memotivasi siswa agar perhatian siswa lebih terfokus pada pembelajaran.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada:
SD / Kelas : SD Negeri 03 Beluk/ kelas VI
Hari / Tanggal : Selasa, 2 Oktober 2012
Waktu : 07.30 – 08.40 WIB
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran Pra Siklus dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Proses Pembelajaran Siklus I
Hasil observasi terhadap keaktifan siswa pada proses pembelajaran Siklus I menunjukkan hasil yang lebih baik dari pra siklus, hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata keaktifan siswa yang tercapai sebesar  2,88 dari standar yang ditentukan 4. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Proses Pembelajaran SiklusI
No x F Persentase (%) f.x
1 1 4 8,33 4
2 2 12 25,00 24
3 3 20 41,67 60
4 4 10 20,83 40
5 5 2 4,17 10
Jumlah 48 100 138
Rata-rata 2,88
Keterangan :
1 = Kurang sekali x = interval nilai
2 = Kurang f = frekuansi
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Baik Sekali
Keterangan standar yang digunakan untuk menilai aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran sebesar 4.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat disajikan diagram 4.2 sebagai berikut :








Diagram 4.2 Poses Pembelajaran SiklusI

Setelah selesai pembelajaran kemudian peneliti melakukan tes formatif. Adapun hasil dapat dilihat dalam tabel 4.2 :
Tabel 4.3 Hasil pembelajaran Matematika Siklus I
x F Persentase Fx
100 11 22,92 1100
75 14 29,17 1050
50 16 33,33 800
25 7 14,58 175
Jumlah 48 100 3125
Rerata 65.10

Dari tabel 2 dapat kita lihat bahwa tes formatif siklus I menunjukkan perbaikan pembelajaran yang cukup efektif, hal ini dapat dilihat dari ketuntasan klasikal ada kenaikan menjadi 52% berarti ada kenaikan 19 % dan dari 16 siswa yang tuntas (pra siklus) menjadi 25 siswa yang mengalami ketuntasan (siklus I). Sedangkan anak yang belum tuntas menurun dari 32 siswa (67%) pada saat pra siklus menjadi  23 siswa (51%) pada akhir siklus I. Nilai rata-rata kelas dari sebelum siklus 56,25 menjadi 65,10 sehingga ada kenaikan rata-rata kelas yaitu 8,85.
Hasil tes formatif siswa pada siklus I dapat digambarkan dalam diagram 4.3 berikut ini :
Diagram 4.3 Hasil Pembelajaran Matematika Siklus I


Karena nilai ketentuan klasikal baru 52%, dan belum memenuhi Standar Ketuntasan Minimal sebesar 75%. Maka peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II.
Dari hasil penelitian tes formatif siklus I pada mata pelajaran Matematika, Kompetensi Dasar menghitung luas bangun datar segi banyak  gabungan dari dua bangun datar sederhana di kelas VI SD Negeri 03 Beluk Kecamatan Belik, tingkat ketuntasan klasikal baru 52% dengan nilai rata-rata kelas 65,10 dari 48 siswa baru 25 siswa (52%) yang mendapat nilai di atas nilai ketuntasan minimal dan 23 siswa (48%) mendapat nilai kurang dari nilai ketuntasan minimal.
Dengan melihat hasil tes formatif pada siklus I kemudian peneliti berdiskusi dengan teman sejawat dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing, serta refleksi yang diakukan oleh peneliti terhadap pembelajaran siklus I, maka peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II.

3. Siklus II
Hasil observasi terhadap keaktifan siswa pada proses pembelajaran Siklus II menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus II, hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata keaktifan siswa yang tercapai sebesar  3,73 dari standar yang ditentukan 4. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Proses Pembelajaran SiklusII
No x F Persentase (%) f.x
1 1 2 4,17 2
2 2 4 8,33 8
3 3 8 16,67 24
4 4 25 52,08 100
5 5 9 18,75 45
Jumlah 48 100 179
Rata-rata 3,73
Keterangan :
1 = Kurang sekali x = interval nilai
2 = Kurang f = frekuansi
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Baik Sekali
Keterangan standar yang digunakan untuk menilai aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran sebesar 4.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat disajikan diagram 4.3 sebagai berikut :








Diagram 4.3 Poses Pembelajaran Siklus II


Perbaikan pembelajaran pada siklus II menitik beratkan pada pengefektifan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dengan penekanan pada bimbingan ke kelompok-kelompok kerja, pemberian kesempatan bertanya dan waktu berfikir untuk menjawab, serta memaksimalkan media pembelajaran berupa bentuk bangun  datar dengan menggunakan warna yang berbeda sehingga anak lebih jelas menguraikan bangun datar segi banyak menurut bangun datar sederhana penyusunnya. Pada awal pembelajaran peneliti melakukan apersepsi dan memotivasi siswa agar perhatian siswa lebih terfokus pada pembelajaran.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada :
SD / Kelas : SD Negeri 03 Beluk, Kelas VI
Hari / Tanggal : Selasa, 23 Oktober 2012
Waktu : 07.30 – 08.40 WIB
Hasil observasi terhadap keaktifan siswa pada proses pembelajaran Siklus II menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus II, hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata keaktifan siswa yang tercapai sebesar  3,73 dari standar yang ditentukan 4. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Proses Pembelajaran SiklusII
No x F Persentase (%) f.x
1 1 2 4,17 2
2 2 4 8,33 8
3 3 8 16,67 24
4 4 25 52,08 100
5 5 9 18,75 45
Jumlah 48 100 179
Rata-rata 3,73
Keterangan :
1 = Kurang sekali x = interval nilai
2 = Kurang f = frekuansi
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Baik Sekali
Keterangan standar yang digunakan untuk menilai aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran sebesar 4.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat disajikan diagram 4.3 sebagai berikut :
Diagram 4.3 Poses Pembelajaran Siklus II


Setelah selesai pembelajaran peneliti melaksanakan tes formatif. Adapun hasilnya dapat dilihat dalam tabel 4.3 :
Tabel 4.3 Hasil Pembelajaran Matematika Siklus II
x F Persentase Fx
100 15 31,25 1500
75 31 64,58 2325
50 1 2,08 50
25 1 2,08 25
Jumlah 48 100 3900
Rerata 81.25

Dari tabel 4.3 dapat kita lihat bahwa tes formatik pada siklus II menunjukkan perbaikan pembelajaran yang cukup signifikan, hal ini dapat dilihat dari ketuntasan klasikal ada kenaikan dari 52% menjadi 96% berarti mengalami kenaikan 44%, dan dari 25 siswa (52%) yang tuntas pada siklus I menjadi 46 siswa (96%) yang mengalami ketuntasan pada siklus II. Nilai rata-rata kelas siklus I 65,10 menjadi 81,25 pada siklus II, sehingga ada kenaikan rata-rata kelas yaitu 16,15.
Hasil tes formatif dalam tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagram batang di bawah ini :
Diagram 4.3 Hasil Pembelajaran Matematika Siklus II

Karena nilai ketuntasan klasikal telah mencapai 96%, maka kelas tersebut dinyatakan tuntas, dan perbaikan pembelajaran pun dianggap sudah selesai.

B. Pembahasan
Hasil penelitian pembelajaran Matematika kompetensi dasar menghitung luas bangun datar segi banyak gabungan dari dua bangun  datar sederhana, kelas VI SD Negeri 03 Beluk Kecamatan Belik, banyak siswa yang tidak tuntas belajar. Hal ini disebabkan karena selama pembelajaran siswa kurang akif, hanya mendengarkan penjelasan guru dan tidak mau bertanya ketika menemui kesulitan. Komunikasi didominasi dari guru ke siswa.  Minat dan perhatian siswa selama pembelajaran sangat kurang. Dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana ini, guru (peneliti) hanya mengandalkan metode ceramah dan juga tidak menggunakan alat peraga. Di samping itu peneliti tidak melakukan apersepsi dan memotivasi siswa serta tidak menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik pada awal pelajaran dan penjelasan yang diberikan terlalu cepat.
Setelah berdiskusi dengan teman sejawat dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing, peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran siklus I (satu).
Pada perbaikan pembelajaran siklus I (satu) peneliti akan menitik beratkan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran. Pada awal pelajaran peneliti melakukan apersepsi dan memotivasi siswa dengan tujuan agar perhatian siswa lebih terfokus pada materi pelajaran serta menggunakan media pembelajaran yang tepat.
Menurut Bell (1978 : 97) pembelajaran aktif matematika menunjukan betapa pentingnya pemahaman para guru tentang teori-teori yang terkait dengan bagaimana para siswa belajar dan bagaimana mengaplikasikan teori tersebut di kelas.
Teori kognitif Piaget sampai Vigotsky menyebutkan bahwa agar terjadi proses belajar siswa, maka siswa harus melakukan kegiatan fisik dan mental dengan benda kongkret dalam kelompok-kelompok yang memungkinkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat membentuik pemusatan perhatian terhadap apa yang dijelaskan oleh guru disertai dengan perenungan serta penerapan dalam bentuk penyelesaian soal.
Dari uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran. Begitu juga memotivasi akan meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan/observasi terhadap keaktifan siswa selama proses pembelajaran, terdapat peningkatan nilai rata-rata dari pra siklus sebesar 2,46 menjadi 2,88 pada siklus I dan meningkat lagi sebesar 3,73 pada siklus II. Data perbandingan keaktifan siswa dari pra siklus hingga siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :


Tabel 4.4 Perbandingan Keaktifan Siswa dari Pra Siklus s.d Siklus II
No Interval Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
f.x Persentase f.x Persentase f.x Persentase
1 1 6 12,50 4 8,33 2 4,17
2 2 42 43,75 24 25,00 8 8,33
3 3 36 25,00 60 41,67 24 16,67
4 4 24 12,50 40 20,83 100 52,08
5 5 10 4,17 10 4,17 45 18,75
Jumlah 118 100 138 100 179 100
Rata-rata 2,46 2,88 3,73
Berdasarkan Tabel Perbandingan Keaktifan Siswa di atas, dapat disajikan dalam bentuk digram seperti di bawah ini :
Diagram 4.4 Perndingan Keaktifan Siswa dari Pra Siklus s.d Siklus II

Semesntara itu, data perbandingan kinerja guru dari Pra Siklus hingga Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
No Aspek Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 APKG 1 3,2 3,8 4,2
2 APKG 2 3,6 4 4,6
Rata-rata 3,4 3,9 4,4

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat disajikan diagram 4.5 berikut :

Hasil tes formatif siklus I yang dilakukan peneliti ternyata cukup efektif, hal ini dapat diamati dari peningkatan ketuntasan belajar kelas. Pada pembelajaran pra siklus, hanya 16 (33%) siswa yang tuntas belajar dari 48 anak dengan rata-rata kelas 56,25, meningkat pada perbaikan pembelajaran siklus I menjadi 25 siswa (52%) yang dapat mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata kelas 65,10.
Karena hasil perbaikan pembelajaran siklus I (satu) belum mencapai ketuntasasn belajar sebanyak 75% maka peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II (dua).
Berdasarkan masukan dari teman sejawat dan saran-saran dari dosen pembimbing, peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II (dua). Perbaikan siklus II menitik beratkan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang melibatkan bimbingan guru dalam kegiatannya dan memaksimalkan media pembelajaran berupa bentuk-bentuk bangun datar sederhana dengan warna yang berbeda yang kemudian dirangkai menjadi bentuk bangun datar segi banyak dan selanjutnya dipisah-pisahkan lagi menjadi bangun-bangun datar penyusunnya.
Pada awal pembelajaran peneliti melaksanakan apersepsi dan memotivasi siswa agar perhatian siswa terfokus pada materi pelajaran. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan alat peraga berupa bentuk bangun datar dengan warna berbeda ternyata dapat memotivasi siswa dan  menarik perhatian siswa, hal ini tampak pada sikap siswa ketika mengikuti pelajaran. Keaktifan siswa dalam kerja kelompok yang melibatkan  bimbingan guru juga meningkatkan keterlibatan  siswa dalam pembelajaran. Kondisi ini dapat menyebabkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran meningkat, terbukti siswa sudah tidak takut dan tidak tegang dalam mengikuti pelajaran. Siswa berani mengajukan pertanyaan begitu menemui kesulitan. Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa secara kompak dapat menjawab dengan benar dan ketika guru menunjuk salah seorang siswa berdasarkan nomor urutnya untuk mengerjakan soal di papan tulis, siswa berebut bersedia mengerjakannya.
Setelah akhir pembelajaran siklus II peneliti melakukan tes formatif. Dari hasil formatif dapat diketahui tingkat ketuntasan secara klasikal mencapai 96 % dan rata-rata kelas 81,25. Dari 48 siswa hanya 2 siswa yang belum bisa menuntaskan belajarnya. Hal ini disebabkan faktor pendukung dari SD berupa sarana dan prasarana terutama berupa media pembelajaran yang masih sangat kurang, serta faktor dari luar berupa perhatian dari orang tua yang sangat kurang. Dengan sebagian besar mata pencaharian orang tua sebagai buruh tani dengan latar belakang pendidikan yang rendah, maka perhatian terhadap pendidikan  anaknya sangat kurang.
Tabel 4.5 Perbandingan Perstasi Hasil Belajar Siswa dari Pra Siklus s.d Siklus II
No Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
f.x Persentase f.x Persentase f.x Persentase
1 100 900 18,75 1100 22,92 1500 31,25
2 75 600 16,67 1050 29,17 2325 64,58
3 50 950 39,58 800 33,33 50 2,08
4 25 300 25,00 175 14,58 25 2,08
Jumlah 2750 100 3125 100 3900 100
Rata-rata 56,25 65,10 81,25

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, maka diagram prestasi hasil belajar siswa sebagai berikut :
Diagram 4.5 Prestasi Hasil Belajar Siswa


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Dari hasil-hasil penelitian yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran Matematika kompetensi dasar menghitung luas bangun datar segi banyak gabungan dari dua bangun  datar sederhana, kelas VI SD Negeri 03 Beluk Kecamatan Belik, dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat :
C. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
D. Meningkatkan prestasi hasilbelajar siswa. Secara rinci peningkatan prestasi belajar anak sebagai berikut :
3. Ketuntasan kelas meningkat dari pra siklus hanya 33%, menjadi 52 % pada perbaikan pembelajaran siklus I dan kembali meningkat menjadi 96% pada perbaikan pembelajaran siklus II.
4. Rata-rata kelas meningkat secara signifikan. Rata-rata kelas pada pra siklus yang hanya 56,25, meningkat menjadi 65,10 pada perbaikan pembelajaran siklus I, dan lebih meningkat menjadi 81,25 pada perbaikan pembelajaran siklus II.
5. Keberhasilan pembelajaran ini dapat tercapai memuaskan karena peneliti melaksanakan :
a. Pada kegiatan awal, grur memotivasi siswa dengan hal-hal yang menarik dan relevan dengan kehidupan siswa.
b. Pemberian apersepsi yang menarik melalui  tanya jawab yang interaktif.
c. Penyampaian tujuan pembelajaran dengan tepat.
d. Penggunaan media pembelajaran dengan warna yang menarik dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa pada pembelajaran.
e. Melibatkan secara aktif siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
f. Pengintensifan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan melakukan bimbingan selama kegiatan.

2. Saran.
Berdasarkan uraian kesimpulan, ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran dari penelitian ini, bahwa untuk mencapai keberhasilan pembelajaran mata pelajaran  Matematika kompetensi dasar menghitung luas bangun datar segi banyak gabungan dua bangun datar sederhana, maka perlu :
a. Guru melakukan apersepsi yang efektif dalam setiap pembelajaran.
b. Penyampaian tujan pembelajarn dengan tepat.
c. Guru harus selalu berinovasi dalam pengembangan alat peraga untuk dapat menarik minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran serta menghindari verbalisme.
d. Guru selalu melibatkan partisipasi siswa dalam setiap kegiatan pembelajan.
e. Guru harus aktif membimbing siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemui siswa selama pembelajaran.
f. Guru perlu menguasai Penelitian Tindakan Kelas, agar dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran.
g. PTK sebaiknya dikembangkan dan diaplikasikan dan setiap pembelajaran sebagai implikasi dari refleksi pembelajaran.



Rencana Pembelajaran

Sekolah : SD Negeri 03 Beluk
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI/1
Hari, tanggal : Selasa, 9 Oktober 2012
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 3. Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Indikator :  3.1.3 Menghitung  luas bangun datar segi banyak  gabungan dari dua bangun datar sederhana.

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa kelas VI dapat menemukan rumus bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan  dua bangun datar sederhana.
2. Siswa kelas VI dapat menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.

II. Materi Pembelajaran, Media dan Sumber belajar.
A. Materi Pembelajaran.
Menghitung luas bangun datar segi banyak.
Menghitung luas bangun datar sembarang yang terbentuk dari gabungan dua atau lebih bangun datar.
Langkah-langkahnya :
1. Membagi segi banyak menjadi beberapa segi bangun penyusunnya.
2. Menghitung luas tiap bagian.
3. Menjumlahkan luas seluruh bagian.
Contoh :
Hitunglah luas bangun datar dibawah ini :





B. Media Pembelajaran.
1. Bentuk-bentuk bangun datar ; persegi panjang, persegi, segi tiga dan jajargenjang.
2. Gambar bangun datar segi banyak.

C. Sumber Belajar.
Buchori, dkk. [2004]. Gemar Belajar Matematika 6. Semarang : Aneka Ilmu. [hal : 59-65]
Sumanto, YD dkk. [2008]. Gemar Matematika 6. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. [hal : 44-55]
Supardjo, [2004]. Matematika Gemar Berhitung 6. Solo : Tiga Serangkai. [hal : 68-71]

III. Metode Pembelajaran.
1. Ceramah berfariasi.
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi.
4. Penugasan.

IV. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Apersepsi dan motivasi :
1. Guru mengajak siswa mengingat kembali pelajaran yang lalu tentang satuan luas dan rumus luas bangun datar persegi panjang, segi tiga, jajar genjang.
2. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang cara mencari luas bangun datar sederhana..
2. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1. Tanya jawab cara mencari luas bangun datar segi banyak (eksplorasi).
2. Guru menjelaskan cara  mencari  luas bangun datar segi banyak (elaborasi).
3. Guru memberikan contoh soal menghitung luas bangun datar segi banyak (elaborasi).
4. Guru bersama siswa mendiskusikan cara mencari luas bangun datar segi banyak yang terbentuk dari dua atau lebih bangun datar sederhana (eksplorasi).
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas (konfirmasi).
6. Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang luas bangun datar segi banyak (konfirmasi).
c. Kegiatan akhir (15 menit).
1. Siswa mengerjakan soal-soal yang relevan.
2. Koreksi hasil pekerjaan siswa.
3. Guru memberikan pujian atas keaktifan siswa dalam pembelajaran.

V. Evaluasi.
a. Prosedur evaluasi
Evaluasi selama pembelajaran dengan tanya jawab, tes tertulis pada kegiatan akhir.
b. Jenis evaluasi
1. Tes lisan : ada dalam kegiatan awal dan inti.
2. Tes tertulis : ada dalam kegiatan akhir.
c. Bentuk soal.
1. Jawaban singkat
2. Uraian.
d. Alat Evaluasi
1. Soal
Hitunglah !
1.
2.

3.



4. Halaman rumah Pak Agus berbentuk bangun persegi panjang dengan ukuran 20 m x 25 m. Ditengah-tengah halaman dibuat  sebuah kolam berbentuk persegi dengan panjang sisinya 5 m. Berapakah sisa luas halaman rumah Pak Agus ?

2. Kunci Jawaban
1. L1 ( persegi) = s x s
= 7 cm x 7 cm
= 49 cm2
L2 (persegi panjang) = p x l
= 30 cm x 7cm
= 210 cm2
L seluruh = L1 + L2
= 49 cm2 + 210 cm 2
= 259 cm2
2. L1 (jajar genjang) = a x t
= 15 cm x 8 cm
= 120 cm2
L2 (persegi panjang) = p x l
   = 9 cm x 6 cm
   = 54 cm2
Luas seluruh = L1 +L2
= 120 cm2 + 54 cm2
= 174 cm2
3. L1 = L2 = luas segitiga
= ½ a x t
= ½ x 5 cm x 6 cm
= 15 cm2
L2 = L persegi panjang I
= p x l
= 15 cm x 6 cm
= 90 cm2
L3 = L persegi panjang II
= p x l
= 15 cm x 7 cm
= 105 cm2
L seluruhnya = L1+L2+L3+L4
= 15 cm2 + 15 cm2 + 90 cm2 + 105 cm2
= 225 cm2
4. Luas halaman = p x l
= 20 m x 25 m
= 500 m2
Luas Kolam = 5 m x 5 m
= 25 m2
Luas sisa halaman = Luas halaman – luas kolam
= 500 m2 – 25 m2
= 475 m2.
3. Kriteria Penilaian
Skor penilaian =
Rumus, cara dan hasil akhir betul sempurna skor 25
Rumus dan cara betul, hasil akhir salah skor 15
Rumus betul, cara dan hasil akhir salah skor 5
Rumus, cara dan hasil akhir salah skor 0

Nilai akhir = skor x 4
Nilai maksimal = 100

Mengetahui, Beluk, 8 Oktobber 2012
Kepala SDN 03 Beluk Guru Kelas VI



MUGI WIDODO, S.Pd. JAZIROH
NIP 19630621 198304 1 001 NIM 821977746

DAFTAR NILAI PRA SIKLUS
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Smt : VI/ 1
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Indikator : 3.1.3 Menghitung  luas bangun datar segi banyak gabungan dari dua bangun datar sederhana
No NIS Nama KKM Analisis Penilaian Ket.
Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1 1351 IWAN ADIANTO 63 50
2 1365 WILI SURANTO 63 50
3 1370 ADI K. 63 50
4 1380 DINDA JULFITRI 63 75
5 1384 IMAM SARIFIN 63 50
6 1385 IRNA MULYASIH 63 25
7 1387 KOMARUDIN 63 50
8 1389 MUHAMAD ARIS 63 25
9 1394 NURYATI 63 25
10 1400 RUDIYANTO 63 100
11 1405 SIKIN 63 25
12 1416 WIGIYANTO 63 25
13 1421 ADE N. 63 75
14 1422 ARIFKA R. W. 63 25
15 1423 BAYU MUSTOFA 63 25
16 1424 DAROAH 63 50
17 1425 DARSONO 63 25
18 1426 DEDI IRWANTO 63 50
19 1427 DEWI INDRI Y. 63 100
20 1429 DIANA RATNA S. 63 100
21 1430 EVANA S. 63 50
22 1432 FIKA RANITA 63 75
23 1433 KARMILA 63 50
24 1434 KHOLIFAH H. 63 75
25 1435 KIKI MAELANI 63 100
26 1436 KISWANTO 63 75
27 1439 RAANTO 63 50
28 1442 RESTIA W. 63 25
29 1443 RISKI ARI N. 63 50
30 1444 RISKI M. 63 50
31 1445 RITA P. S. 63 50
32 1449 SITI MAISAROH 63 50
33 1450 SITI ULANI 63 100
34 1451 SODIKIN 63 25
35 1452 SOFYAN SOFANI 63 75
36 1453 SOLICHAH R. W. 63 50
37 1454 SUCI S. K. 63 100
38 1455 SUDIYONO 63 25
39 1456 SUNARDI 63 50
40 1459 TOID ADIYANTO 63 100
41 1461 WINATUN W. S. 63 75
42 1462 YAHYA AROJI 63 50
43 1463 ZULFA K. A. 63 50
44 1464 ARIYANTO 63 25
45 1548 DAFA ALFIN B. 63 50
46 1582 DWI FEBRI Y. 63 100
47 1666 M.  RAFLI 63 75
48 1667 SAIFUL NUR F. 63 50
Nilai Tertinggi : 100 16 32
Nilai terendah : 25 33 % 67 %
Rata-rata: 56,25



ANALISIS PENILAIAN

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Smt : VI/ 1
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Indikator : 3.1.1 Menghitung  luas bangun datar segi banyak gabungan dari dua bangun datar sederhana

x F Persentase Fx
100 8 16,67 800
75 8 16,67 600
50 20 41,67 1000
25 12 25,00 300
0 0 0 0
Jumlah 48 100 2700
Rerata 56,25

Keterangan :
x : Nilai
F : Frekwensi
Fx : Frekwensi x Nilai

Tindak lanjut :
a. Sebanyak  32siswa mendapat nilai dibawah KKM , dilakukan perbaikan.
b. Sebanyak 16 siswa mendapat nilai diatas KKM dilakukan pengayaan. 
REFLEKSI MATEMATIKA PRA SIKLUS

I. Permasalahan
Dalam pembelajaran Matematika kompetensi dasar menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dua bangun datar sederhana ternyata menemui kendala. Dari seluruh siswa sejumlah 48 siswa, ternyata hasil tes formatif yang dilaksanakan hanya sejumlah 16 (33%) siswa yang dapat mencapai nilai diatas ketuntasan minimal. Sedangkan sejumlah 32 (67%) siswa masih mendapatkan nilai kurang dari nilai ketuntasan minimal. Rata-rata kelas hanya mencapai angka 56,25. Hal ini menjadi masalah karena dalam pembelajaran ditargetkan  sedikitnya 75% dari seluruh siswa dalam kelas dapat mencapai ketuntasan belajar. Untuk itulah peneliti merasakan perlu untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

II. Identifikasi Masalah
Pembelajaran Matematika yang telah dilaksanakan menemui banyak kendala. Dari refleksi yang dilakukan peneliti setelah menyelesaikan pembelajaran dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran sangat kurang, siswa terlihat malas-malasan dalam mengikuti pembelajaran.
2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, komunikasi terjadi hanya satu arah yaitu dari guru ke siswa.
3. Bila diberi pertanyaan, hanya siswa tertentu saja yang mau menjawab pertanyaan.
4. Banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru.
5. Siswa banyak yang tidak bisa menerapkan rumus luas bangun datar sederhana untuk  mencari luas bangun datar segi banyak.
6. Siswa banyak yang saling mencontoh ketika diberikan tugas.
7. Nilai prestasi siswa masih banyak di bawah nilai ketuntasan minimal.

III. Analisis Masalah
Hasil analisis penyebab permasalahan dalam pembelajaran yang dilaksanakan peneliti antara lain :
1. Guru tidak menggunakan alat peraga sehingga pembelajaran menjadi tidak menarik bagi siswa.
2. Metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariatif, hanya mengandalkan ceramah dan memberikan soal.
3. Penjelasan guru kurang lengkap, terlalu cepat dan tidak terperinci.
4. Guru tidak memberikan contoh-contoh yang relevan dengan kehidupan siswa.
5. Guru terlalu asik menjelaskan tanpa bertanya sejauh  mana  tingkat pemahaman siswa.
6. Kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada guru, siswa pasif.

IV. Rumusan Masalah
Dari analisis masalah diatas, maka yang menjadi fokus perbaikan adalah :
”Bagaimana cara mengaktifkan siswa dengan metode kerja kelompok agar meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika Kompetensi dasar menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dua bangun datar sederhana kelas VI SD Negeri 03 Beluk, Kecamatan Beluk, Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2010/2011?”

V. Hipotesis Tindakan
1. Apabila guru dapat menerapkan metode pembelajaran kerja kelompok dengan baik dalam pembelajaran Matematika kompetensi menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dua bangun datar sederhana maka pemahaman  siswa akan meningkat.
2. Apabila guru dapat menerapkan metode pembelajaran kerja kelompok dengan baik dalam pembelajaran Matematika kompetensi menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dua bangun datar sederhana maka prestasi belajar   siswa akan meningkat.

VI. Skenario Perbaikan Pembelajaran.
Skenario perbaikan pembelajaran yang dilakukan adalah :
6. Guru memberi salam, menanyakan keadaan siswa dan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
a. Anak-anak, bentuk-bentuk bangun datar sederhana apa yang kalian tahu ?
b. Bagaimana cara menghitung luas bangun datar sederhana?
c. Bangun datar yang kalian ketahui apabila digabungkan akan membentuk bangun segi banyak. Tahukah kalian bagaimana cara menghitung luasnya ?
7. Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok  5 anggota.
8. Guru menjelaskan cara menghitung luas bangun datar sederhana kemudian memberikan contoh soal.
9. Guru bersama siswa mengerjakan contoh soal.
10. Guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok, anggota kelompok  yang sudah paham dapat membantu anggota lain yang belum paham.
11. Guru membagi Lembar Kerja Siswa.
12. Guru memantau kerja kelompok sambil mengamati keaktifan dan kekompakan / kerja sama dalam kelompok
13. Guru meminta wakil dari kelompok untuk menuliskan jawaban pada papan tulis.
14. Guru bersama seluruh siswa membahas jawaban dari utusan kelompok.
15. Guru memberikan penguatan tentang menghitung luas bangun segi banyak.
16. Guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan secara individu. 
Rencana Perbaikan Pembelajaran I

Sekolah : SD Negeri 03 Beluk
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI/1
Hari, tanggal : Selasa, 19 Oktober 2010
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 3.  Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Indikator :  3.1.3 Menghitung  luas bangun datar segi banyak gabungan dari dua bangun datar sederhana.


I. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Siswa kelas VI dapat menemukan rumus bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan  dua bangun datar sederhana.
2. Siswa kelas VI dapat menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
b. Tujuan Perbaikan
1. Meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi pembelajaran menghitung luas bangun datar segi banyak.
2. Meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi pembelajaran menghitung luas bangun datar segi banyak.


II. Materi Pembelajaran, Media dan Sumber belajar.
a. Materi Pembelajaran.
Menghitung luas bangun datar segi banyak.
Menghitung luas bangun datar sembarang yang terbentuk dari gabungan dua atau lebih bangun datar.
Langkah-langkahnya :
1. Membagi segi banyak menjadi beberapa segi bangun penyusunnya.
2. Menghitung luas tiap bagian.
3. Menjumlahkan luas seluruh bagian.


Contoh :
Hitunglah luas bangun datar dibawah ini :






b. Media Pembelajaran.
a. Bentuk-bentuk bangun datar ; persegi panjang, segit tiga, jajar genjang, persegi.
b. Gambar bangun datar segi banyak.

c. Sumber Belajar.
Buchori, dkk. [2004]. Gemar Belajar Matematika 6. Semarang : Aneka Ilmu. [hal : 59-65]
Sumanto, YD dkk. [2008]. Gemar Matematika 6. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. [hal : 44-55]
Supardjo, [2004]. Matematika Gemar Berhitung 6. Solo : Tiga Serangkai. [hal : 68-71]

III. Metode Pembelajaran.
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Kerja kelompok
d. Penugasan.

IV. Kegiatan Pembelajaran.
II. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru memberi salam dan menanyakan keadaaan siswa.
b. Guru mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
Anak-anak, bentuk-bentuk bangun datar sederhana apa yang kalian tahu ?
Bagaimana cara menghitung luas bangun datar sederhana?
Bangun datar yang kalian ketahui apabila digabungkan akan membentuk bangun segi banyak. Tahukah kalian bagaimana cara menghitung luasnya ?
3. Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok dan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan siswa.

III. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Dengan menggunakan alat peraga berupa kertas berbentuk bangun datar sederhana, guru menjelaskan bagaimana menghitung luas bangun datar segi banyak.
b. Guru memberikan contoh soal menghitung luas bangun datar segi banyak.
c. Guru bersama siswa menyelesaikan contoh soal di papan tulis.
d. Guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok
e. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa, siswa menyelesaikan LKS secara kelompok.
f. Wakil masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja kelompoknya di papan tulis.
g. Guru bersama siswa secara klasikal membahas hasil pekerjaan masing-masing kelompok.

IV. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru memberikan penguatan pembelajaran matematika materi menghitung luas bangun datar segi banyak, memberikan penghargaan atas keaktifan siswa dalam kerja kelompok.
b. Guru memberikan tugas PR.

V. Evaluasi.
Prosedur evaluasi
Tes awal : tanya jawab guru dengan siswa tentang rumus luas bangun datar sederhana
Tes Proses : mengamati keaktifan siswa dalam kerja kelompok
Tes akhir : Saat kegiatan akhir, siswa mengerjakan soal
b. Jenis evaluasi
1. Tes lisan : ada dalam kegiatan awal.
2. Tes tertulis : ada dalam kegiatan inti dan  kegiatan akhir.
c. Bentuk soal.
1. Uraian

e. Alat Evaluasi
1. Lembar Kerja Siswa ( LKS ) terlampir
2. Kunci jawaban LKS terlampir.
3. Tugas PR
a. Soal
Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan tepat !
1. Halaman rumah Pak Samino berbentuk persegi dengan panjang sisinya 15 m. Di tengah halaman terdapat sebuah kolam berbentuk persegi panjang dengan ukuran 3 m x 4 m. Berapakah sisa luashalaman rumah Pak Samino?
2. Hitunglah luas bangun dibawah ini !









3.





Luas bangun diatas adalah ……
4.








Kunci Jawaban
1. Luas Halaman = 15m x 15m
= 225 m2
Luas kolam = 3m x 4 m
= 12 m2
Luas sisa halaman = 225 m2 – 12 m2
 = 213 m2.
2. L persegipanjang = p x l
= 15 cm x 12 cm
= 180 cm2
L segi tiga = ½ x a x t
= ½ x 20 cm x 12 cm
= 120 cm2
L jajar genjang = a x t
= 15 cm x 10 cm
= 150 cm
Luas Seluruh = L1 + L2 +L3
= 180 cm2 + 120 cm2 + 150 cm2
= 450 cm2
3. Luas 1 = L persegi panjang
= p x l
= 36 cm x 25 cm
= 900 cm2
Luas 2 = luas 3 = L segi tiga
= ½ x a xt
= ½ x 15 cm x 10 cm
= 75 cm2
Luas seluruh = L1 + L2 + L3
= 900 cm2 + 75 cm2 + 75 Cm2
= 1050 cm2

4. L1 = L Persegi panjang
= p x l
= 45 cm x 25 cm
= 1125 cm2
L2 = L segi tiga
= ½ x 45cm x 20 cm
= 450 cm2
L3 = ½ x 20cm x 25 cm
= 250 cm2

Kriteria penilaian :
Skor penilaian =
Rumus, cara dan hasil akhir betul sempurna skor 25
Rumus dan cara betul, hasil akhir salah skor 15
Rumus betul, cara dan hasil akhir salah skor 5
Rumus, cara dan hasil akhir salah skor 0

Nilai akhir = skor x 4
Nilai maksimal = 100


Mengetahui, Beluk, 26 Oktober 2010
Kepala SD Negeri 03 Beluk Guru Kelas VI


MUGI WIDODO, S.PD. JAZIROH
NIP 19650803 198608 1 001 NIP 19830814 200903 1 002


LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VI / 1
Hari / tanggal : Selasa, 16 Oktober 2012
Fokus Observasi : Metode Kerja Kelompok
No Aspek Yang Diobservasi Skala Nilai
1 2 3 4 5
A.   Aspek Guru
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12 Apersepsi
Memotivasi siswa
Pengelolaan interaksi kelas
Penjelasan materi pelajaran
Penggunaan metode kerja kelompok
Penggunaan alat peraga
Pemberian contoh-contoh
Pemberian kesempatan siswa untuk bertanya
Bimbingan kelompok
Pelaksanaan evaluasi
Pemerataan pemberian soal-soal
Pemberian tindak lanjut -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- -


-
-

-

-
-

- -
-
-
-

-

-


-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

-
-
-
-

-
-
-
-
-
-
-
-
B.  Aspek Siswa
1
2
3 Perhatian siswa pada materi pelajaran
Keberanian siswa untuk bertanya
Keberhasilan siswa dalam mengerjakan tes akhir -
-
-

- -
-
-
-
- -
-
-
Jumlah 7 4 2 1

Keterangan :
1 = Kurang sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Baik Sekali

Beluk, 19 Oktober 2010
Pengamat


NURHAYATI, A.Ma.
NIP 19840810 201001 2 026 
DAFTAR NILAI SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Smt : VI/ 1
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Indikator : 3.1.3 Menghitung  luas bangun datar segi banyak gabungan dari dua bangun datar sederhana
No NIS Nama KKM Analisis Penilaian Ket.
Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1 1351 IWAN ADIANTO 63 50 TT
2 1365 WILI SURANTO 63 75 T
3 1370 ADI K. 63 75 T
4 1380 DINDA JULFITRI 63 100 T
5 1384 IMAM SARIFIN 63 50 TT
6 1385 IRNA MULYASIH 63 25 TT
7 1387 KOMARUDIN 63 75 T
8 1389 MUHAMAD ARIS 63 50 TT
9 1394 NURYATI 63 25 TT
10 1400 RUDIYANTO 63 100 T
11 1405 SIKIN 63 50 TT
12 1416 WIGIYANTO 63 50 TT
13 1421 ADE N. 63 75 T
14 1422 ARIFKA R. W. 63 25 TT
15 1423 BAYU MUSTOFA 63 50 TT
16 1424 DAROAH 63 75 T
17 1425 DARSONO 63 25 TT
18 1426 DEDI IRWANTO 63 50 T
19 1427 DEWI INDRI Y. 63 100 T
20 1429 DIANA RATNA S. 63 100 T
21 1430 EVANA S. 63 75 T
22 1432 FIKA RANITA 63 100 T
23 1433 KARMILA 63 50 T
24 1434 KHOLIFAH H. 63 75 T
25 1435 KIKI MAELANI 63 100 T
26 1436 KISWANTO 63 75 T
27 1439 RAANTO 63 50 TT
28 1442 RESTIA W. 63 25 TT
29 1443 RISKI ARI N. 63 50 T
30 1444 RISKI M. 63 75 T
31 1445 RITA P. S. 63 50 TT
32 1449 SITI MAISAROH 63 50 TT
33 1450 SITI ULANI 63 100 T
34 1451 SODIKIN 63 50 TT
35 1452 SOFYAN SOFANI 63 75 T
36 1453 SOLICHAH R. W. 63 50 TT
37 1454 SUCI S. K. 63 100 T
38 1455 SUDIYONO 63 25 TT
39 1456 SUNARDI 63 75 T
40 1459 TOID ADIYANTO 63 100 T
41 1461 WINATUN W. S. 63 75 T
42 1462 YAHYA AROJI 63 50 TT
43 1463 ZULFA K. A. 63 50 TT
44 1464 ARIYANTO 63 25 TT
45 1548 DAFA ALFIN B. 63 75 T
46 1582 DWI FEBRI Y. 63 100 T
47 1666 M.  RAFLI 63 100 T
48 1667 SAIFUL NUR F. 63 75 T
Nilai Tertinggi : 100 25 23
Nilai terendah : 25 52% 48 %
Rata-rata: 65,10



ANALISIS PENILAIAN SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Smt : VI/ 1
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Indikator : 3.1.3 Menghitung  luas bangun datar segi banyak gabungan dari dua bangun datar sederhana

x F Persentase Fx
100 5 14.3 500
75 13 37.2 975
50 16 45.7 800
25 1 2.8 25
0 0 0 0
Jumlah 25 100 2300
Rerata 65.71


Keterangan :
x : Nilai
F : Frekwensi
Fx : Frekwensi x Nilai

Tindak lanjut :
a. Sebanyak 18 siswa mendapat nilai dibawah KKM , dilakukan perbaikan
b. Sebanyak 17 siswa mendapat nilai diatas KKM dilakukan pengayaan.

REFLEKSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SIKLUS I

I. Permasalahan
Dari hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I pembelajaran Matematika kompetensi dasar menghitung luas bangun datar segi banyak didapatkan kemajuan yang signifikan. Dari sejumlah 35 siswa dalam satu kelas, terdapat 17 anak (49%) telah mendapat nilai di atas  kriteria ketuntasan minimal. Angka ini naik sebesar 12 % dibandingkan pada pembelajaran sebelum dilakukan perbaikan. Sedangkan sebanyak 18 anak (51%) masih mendapat nilai di bawah  nilai ketuntasan minimal, menurun  sebesar 12 % dibandingkan sebelum dilakukan perbaikan. Namun demikian, angka-angka diatas belum memenuhi ketuntasan belajar kelas yang diharapkan setidaknya 75 % (sedikitnya 27 anak) dari seluruh siswa dapat menuntaskan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti ,merasakan perlu untuk dilakukan perbaikan selanjutnya.

II. Identifikasi Masalah
Hasil Pembelajaran Matematika yang telah dilaksanakan ternyata belum memenuhi harapan. Masih ada 51% anak yang masih belum mencapai ketuntasan minimal. Dari refleksi yang dilakukan peneliti setelah menyelesaikan pembelajaran siklus I, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Minat dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran mulai terbentuk, sebagian siswa memperhatikan materi pembelajaran namun sebagian lainnya masih terlihat belum fokus pada pembelajaran.
2. Komunikasi guru ke siswa,siswa ke guru maupun komunikasi dari siswa ke siswa berjalan, namun masih didominasi komunikasi dari guru ke siswa.
3. Siswa mulai berani mengajukan pertanyaan walau hanya anak tertentu saja.
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru pada awal pembelajaran, namun pada kegiatan inti sampai kegiatan akhir banyak yang mulai acuh terhadap penjelasan guru.
5. Siswa mampu menggunakan rumus luas bangun datar sederhana hanya saja masih kesulitan dalam menerapkan untuk menghitung luas bangun datar segi banyak.
6. Siswa mulai berani mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru walaupun masih ada sebagian anak yang terlihat mencontoh pekerjaan siswa lainnya.
7. Nilai prestasi siswa mengalami kenaikan 12% menjadi 51% siswa tuntas belajar, tetapi masih dibawah ketuntasan kelas yang diharapkan sebesar 75%.

III. Analisis Masalah
Hasil dikusi yang dilakukan peneliti bersama dengan teman sejawat, penyebab yang timbul sehingga pembelajaran belum bisa mencapai harapan yang diinginkan antara lain :
1. Guru menggunakan alat peraga, hanya belum maksimal. Model bangun datar sederhana yang digunakan masih menggunakan kertas dengan warna yang sama sehingga ketika digabung menjadi bangun datar segi banyak tidak terlihat bangun datar segi banyak penyusunnya.
2. Metode tidak hanya ceramah dan penugasan, namun kerja kelompok yang diterapkan guru masih kurang berjalan maksimal.
3. Penjelasan guru masih kurang maksimal, hanya menyelesaikan contoh soal yang diberikan belum mengena pada konsep materi.
4. Pertanyaan guru kurang maksimal, hanya pada sebagian siswa, belum merangsang anak untuk berani mengemukakan pendapatnya.
5. Guru membimbing kerja kelompok , siswa mulai aktif namun masih kelompok tertentu saja..
IV. Rumusan Masalah
Dari analisis masalah diatas, maka yang menjadi fokus perbaikan pada siklus II adalah :
”Bagaimana cara mengaktifkan siswa dengan metode kerja kelompok agar meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika Kompetensi dasar menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dua bangun datar sederhana kelas VI SD Negeri 03 Beluk, Kecamatan Beluk, Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2010/2011?”

V. Hipotesis Tindakan
1. Apabila guru dapat menerapkan metode pembelajaran kerja kelompok dengan baik dalam pembelajaran Matematika kompetensi menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dua bangun datar sederhana maka pemahaman  siswa akan meningkat.
2. Apabila guru dapat menerapkan metode pembelajaran kerja kelompok dengan baik dalam pembelajaran Matematika kompetensi menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dua bangun datar sederhana maka prestasi belajar   siswa akan meningkat.

3. Skenario Perbaikan Pembelajaran.
Skenario perbaikan pembelajaran yang dilakukan adalah :
17. Guru memberi salam, menanyakan keadaan siswa dan membahas PR pertemuan yang lalu.
18. Guru mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
a. Bagaimana cara menghitung luas bangun datar sederhana?
b. Bangun datar yang kalian ketahui apabila digabungkan akan membentuk bangun segi banyak. Tahukah kalian bagaimana cara menghitung luasnya ?
19. Berdasarkan jawaban siswa guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menghitung luas bangun segi banyak yang merupakan gabungan beberapa bangun datar sederhana.
20. Guru memajang bentuk-bentuk bangun datar sederhana dengan warna yang berbeda-beda kemudian menanyakan rumus untuk mencari luas masing-masing bangun datar sederhana tersebut.
21. Guru menggabungkan beberapa bentuk bangun datar sederhana dengan warna yang berbeda-beda menjadi satu, kemudian menanyakan kepada siswa bagaimana cara menghitung luas bangun tersebut.
22. Guru menjelaskan cara menghitung luas bangun datar sederhana kemudian memberikan contoh soal.
23. Guru bersama siswa mengerjakan contoh soal.
24. Guru membagi siswa menjadi kelompok dengan jumlah anggota per kelompok 5 orang siswa.
25. Guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok, anggota kelompok  yang sudah paham dapat membantu anggota lain yang belum paham.
26. Guru membagi Lembar Kerja Siswa.
27. Guru memantau kerja kelompok sambil menilai keaktifan dan kekompakan / kerja sama dalam kelompok
28. Guru meminta wakil dari kelompok untuk menuliskan jawaban pada papan tulis.
29. Guru bersama seluruh siswa membahas jawaban dari utusan kelompok.
30. Guru memberikan penguatan dan membuat kesimpulan tentang menghitung luas bangun segi banyak.
31. Guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan secara individu.


Rencana Perbaikan Pembelajaran II

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI/1
Hari, tanggal : Selasa, 26 Oktober 2010
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 3.  Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Indikator :  3.1.3 Menghitung  luas bangun datar segi banyak gabungan dari dua bangun datar sederhana.


I. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Siswa kelas VI dapat menemukan rumus bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan  dua bangun datar sederhana.
2. Siswa kelas VI dapat menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
b. Tujuan Perbaikan
1. Meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi pembelajaran menghitung luas bangun datar segi banyak.
2. Meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi pembelajaran menghitung luas bangun datar segi banyak.


II. Materi Pembelajaran, Media dan Sumber belajar.
a. Materi Pembelajaran.
Menghitung luas bangun datar segi banyak.
Menghitung luas bangun datar sembarang yang terbentuk dari gabungan dua atau lebih bangun datar.
Langkah-langkahnya :
1. Membagi segi banyak menjadi beberapa segi bangun penyusunnya.
2. Menghitung luas tiap bagian.
3. Menjumlahkan luas seluruh bagian.
Contoh :
Hitunglah luas bangun datar dibawah ini :






b. Media Pembelajaran.
1. Bentuk-bentuk bangun datar kertas karton ; persegi panjang, segit tiga, jajar genjang, persegi.
2. Gambar bangun datar segi banyak.

c. Sumber Belajar.
Buchori, dkk. [2004]. Gemar Belajar Matematika 6. Semarang : Aneka Ilmu. [hal : 59-65]
Sumanto, YD dkk. [2008]. Gemar Matematika 6. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. [hal : 44-55]
Supardjo, [2004]. Matematika Gemar Berhitung 6. Solo : Tiga Serangkai. [hal : 68-71]

III. Metode Pembelajaran.
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Kerja kelompok
4. Penugasan.

IV. Kegiatan Pembelajaran.
1. Kegiatan Awal (10 menit)
Guru memberi salam dan menanyakan keadaaan siswa.
Guru menanyakan kesulitan PR pada pertemuan sebelumnya.
Guru mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana cara menghitung luas bangun datar sederhana?
b. Bangun datar yang kalian ketahui apabila digabungkan akan membentuk bangun segi banyak. Tahukah kalian bagaimana cara menghitung luasnya ?
Berdasarkan jawaban siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menghitung luas bangun datar segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.

2. Kegiatan Inti (50 menit)
Guru menunjukkan bentuk-bentuk bangun datar sederhana persegi, persegi panjang, segi tiga dan jajar genjang di depan kelas.
Guru dan siswa melakukan tanya jawab bagaimana menghitung luas bangun datar tersebut.
Guru menggabungkan bentuk-bentuk bangun datar sederhana menjadi bentuk bangun datar segi banyak.
Guru menjelaskan bagaimana menghitung luas bangun datar segi banyak.
Guru memberikan contoh soal menghitung luas bangun datar segi banyak.
Guru bersama siswa menyelesaikan contoh soal di papan tulis.
Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.
Guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa, siswa menyelesaikan LKS secara kelompok.
Wakil masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja kelompoknya di papan tulis.
Guru bersama siswa secara klasikal membahas hasil pekerjaan masing-masing kelompok.

c. Kegiatan Akhir (10 menit)
Guru memberikan penguatan pembelajaran matematika materi menghitung luas bangun datar segi banyak, membuat kesimpulan dan memberikan penghargaan atas keaktifan siswa dalam kerja kelompok.
Guru memberikan tugas PR.

V. Evaluasi.
1. Prosedur evaluasi
Tes awal : tanya jawab guru dengan siswa tentang rumus luas bangun datar sederhana
Tes Proses : mengamati keaktifan siswa dalam kerja kelompok
Tes akhir : Saat kegiatan akhir, siswa mengerjakan soal
2. Jenis evaluasi
1. Tes lisan : ada dalam kegiatan awal.
2. Tes tertulis : ada dalam kegiatan inti dan  kegiatan akhir.
3. Bentuk soal.
1. Uraian

4. Alat Evaluasi
1. Lembar Kerja Siswa ( LKS ) terlampir
2. Kunci jawaban LKS terlampir.
3. Kritetia Penilaian terlampir.

Tugas PR
Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan tepat !
1. Tanah Pak Ahmad berbentuk persegi panjang dengan sisi panjangnya 15 m dan lebarnya 12 m. Di tengah halaman terdapat sebuah kolam berbentuk persegi  dengan sisi 4 m. Berapakah sisa luas halaman rumah Pak Ahmad?
2. Hitunglah luas bangun dibawah ini !











3.






Luas bangun diatas adalah ……












Kunci Jawaban
1. Luas tanah = p x l
= 15 m x 12 m
= 180 m
Luas kolam = s x s
= 4 m x 4 m
= 16 m2
Luas sisa halaman = 180 m2 – 16 m2
    = 164 m2

2. Luas 1 = p x l
= 20 cm x 12 cm
= 240 cm2
Luas 2 = luas 3 = ½ x a x t
  = ½ x 15 cm x 12 cm
 = 90 cm2
Luas 4 = luas 5 = a x t
 = 15 cm x 10 cm
= 150 cm2
Luas seluruh = L1 + L2 + L3 +L4+ L5
= 240 cm2 + 90 cm2 +90 cm2 + 150 cm2 + 150 cm2
= 720 cm2

3. Luas 1 = Luas persegi panjang
  = p x l
  = 36 cm x 25 cm
  = 900 cm2
Luas 2 = luas segitiga
         = ½ x a x t
         = ½ x 25 cm x 15 cm
         = 187,5 cm2
Luas seluruh = 900 cm2 + 187,5 cm2
= 1087,5 cm2

4. Luas 1 = persegi panjang
  = p x l
  = 45 cm x 20 cm
  = 900 cm2
Luas 2, 3 = luas segitiga sama kaki
            = ½ x a x t
            = ½ x 45 cm x 20 cm
            = 450 cm2
Luas 4,5 = luas segitiga siku-siku
            = ½ x a x t
            = ½ x 25 cm x 20 cm
            = 250 cm2

Luas seluruh = L1+L2+3+L4+L5
= 900cm2 + 450 cm2 + 450 cm2 + 250 cm2+250 cm2
= 2300 cm2


Kriteria penilaian :
Skor penilaian =
Rumus, cara dan hasil akhir betul sempurna skor 25
Rumus dan cara betul, hasil akhir salah skor 15
Rumus betul, cara dan hasil akhir salah skor 5
Rumus, cara dan hasil akhir salah skor 0

Nilai akhir = skor x 4
Nilai maksimal = 100



Mengetahui, Beluk, 26 Oktober 2010
Kepala SD Negeri 03 Beluk Guru Kelas VI



MUGI WIDODO, S.PD. JAZIROH
NIP 19650803 198608 1 001 NIP 19830814 200903 1 002

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VI / 1
Hari / tanggal : Selasa, 26 Oktober 2010
Fokus Observasi : Penggunaan Metode Kerja Kelompok
No Aspek Yang Diobservasi Skala Nilai
1 2 3 4 5
A.   Aspek Guru
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12 Apersepsi
Memotivasi siswa
Pengelolaan interaksi kelas
Penjelasan materi pelajaran
Penggunaan metode kerja kelompok
Penggunaan alat peraga
Pemberian contoh-contoh
Pemberian kesempatan siswa untuk bertanya
Bimbingan kelompok
Pelaksanaan evaluasi
Pemerataan pemberian soal-soal
Pemberian tindak lanjut -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-



-
-



-
-
-
-
-
-


-
-
-


-
B.  Aspek Siswa
1
2
3 Perhatian siswa pada materi pelajaran
Keberanian siswa untuk bertanya
Keberhasilan siswa dalam mengerjakan tes akhir -
-
- -
-
- -
-
- -

-
-

Jumlah 9 5

Keterangan :
1 = Kurang sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Baik Sekali



Beluk, 26 Oktober 2010
Pengamat


NURHAYATI, A.Ma
NIP 19840810 201001 2 026

DAFTAR NILAI SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Smt : VI/ 1
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Indikator : 3.1.3 Menghitung  luas bangun datar segi banyak gabungan dari dua bangun datar sederhana
No NIS Nama KKM Analisis Penilaian Ket.
Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1 1351 IWAN ADIANTO 63 75 TT
2 1365 WILI SURANTO 63 75 T
3 1370 ADI K. 63 75 T
4 1380 DINDA JULFITRI 63 100 T
5 1384 IMAM SARIFIN 63 75 TT
6 1385 IRNA MULYASIH 63 75 TT
7 1387 KOMARUDIN 63 75 T
8 1389 MUHAMAD ARIS 63 50 TT
9 1394 NURYATI 63 25 TT
10 1400 RUDIYANTO 63 100 T
11 1405 SIKIN 63 75 TT
12 1416 WIGIYANTO 63 75 TT
13 1421 ADE N. 63 100 T
14 1422 ARIFKA R. W. 63 75 TT
15 1423 BAYU MUSTOFA 63 75 TT
16 1424 DAROAH 63 75 T
17 1425 DARSONO 63 75 TT
18 1426 DEDI IRWANTO 63 75 T
19 1427 DEWI INDRI Y. 63 100 T
20 1429 DIANA RATNA S. 63 100 T
21 1430 EVANA S. 63 75 T
22 1432 FIKA RANITA 63 100 T
23 1433 KARMILA 63 75 T
24 1434 KHOLIFAH H. 63 100 T
25 1435 KIKI MAELANI 63 100 T
26 1436 KISWANTO 63 100 T
27 1439 RAANTO 63 75 TT
28 1442 RESTIA W. 63 75 TT
29 1443 RISKI ARI N. 63 75 T
30 1444 RISKI M. 63 75 T
31 1445 RITA P. S. 63 75 TT
32 1449 SITI MAISAROH 63 75 TT
33 1450 SITI ULANI 63 100 T
34 1451 SODIKIN 63 75 TT
35 1452 SOFYAN SOFANI 63 75 T
36 1453 SOLICHAH R. W. 63 75 TT
37 1454 SUCI S. K. 63 100 T
38 1455 SUDIYONO 63 75 TT
39 1456 SUNARDI 63 75 T
40 1459 TOID ADIYANTO 63 100 T
41 1461 WINATUN W. S. 63 100 T
42 1462 YAHYA AROJI 63 75 TT
43 1463 ZULFA K. A. 63 75 TT
44 1464 ARIYANTO 63 75 TT
45 1548 DAFA ALFIN B. 63 75 T
46 1582 DWI FEBRI Y. 63 100 T
47 1666 M.  RAFLI 63 100 T
48 1667 SAIFUL NUR F. 63 75 T
Nilai Tertinggi : 100 46 2
Nilai terendah : 25 96% 4 %
Rata-rata: 81,25



ANALISIS PENILAIAN SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Smt : VI/ 1
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Indikator : 3.1.3 Menghitung  luas bangun datar segi banyak gabungan dari dua bangun datar sederhana

x F Persentase Fx
100 13 37.1 1300
75 18 51.4 1350
50 4 11.5 200
25 0 0 0
0 0 0 0
Jumlah 25 100 2850
Rerata 81.43


Keterangan :
x : Nilai
F : Frekwensi
Fx : Frekwensi x Nilai

Tindak lanjut :
a. Sebanyak 4 siswa mendapat nilai dibawah KKM , dilakukan perbaikan
b. Sebanyak 31 siswa mendapat nilai diatas KKM dilakukan pengayaan.


DAFTAR PERBANDINGAN NILAI PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Smt : VI/ 1
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Indikator : 3.1.3 Menghitung  luas bangun datar segi banyak gabungan dari dua bangun datar sederhana
No NIS Nama KKM Nilai Per Siklus Ket.
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 1758 HOLIL 60 50 50 75
2 1775 M. NUR AWAL RISKI 60 75 75 75
3 1793 WAHULIN 60 50 50 50
4 1804 ABDUL ROZAK 60 50 75 100
5 1808 ANGGIANA 60 50 50 75
6 1834 MAELANI 60 50 50 50
7 1846 NUR HAFIDOH 60 50 50 75
8 1855 SAIROH 60 100 100 100
9 1860 SULAEMAN 60 75 75 100
10 1877 ALI ROHANI 60 50 50 100
11 1880 ERNASARI 60 75 75 100
12 1882 FAIZIN 60 25 25 75
13 1883 FAROHAN 60 50 75 100
14 1886 HAMBALI 60 50 50 100
15 1887 HOLIPAH 60 50 100 100
16 1889 ISMUL FATOTAIN 60 50 50 100
17 1890 IANATUNNISA 60 75 75 75
18 1891 ISNA IKNIMA 60 75 75 75
19 1892 IRFAN MANSYUR 60 50 50 75
20 1893 JANI 60 50 50 75
21 1894 KHOERUL ANAM 60 25 50 75
22 1895 KHUMAEROH 60 75 100 100
23 1896 KHOTIMAH 60 75 75 100
24 1897 LILIS KARLINA 60 50 50 50
25 1898 LINAWATI 60 50 50 50
26 1900 LINA HARYANTI 60 75 100 100
27 1901 M. RIAN KUSWANTORO 60 100 100 100
28 1902 M. AN NAHAR 60 75 75 75
29 1903 MUKHTAROM 60 75 75 75
30 1904 MAKMUR 60 50 50 75
31 1905 MISBAHUS SUDUR 60 75 75 75
32 1906 MUHAMAD RIJAL 60 50 50 75
33 1907 MUHAMMAD ABDUL ROHIM 60 50 75 75
34 1908 NAJWA SIDQI 60 25 50 75
35 1912 NISFATULNISA 60 25 75 75
Nilai Tertinggi : 100 100 100
Nilai terendah : 25 25 50
Rata-rata: 57.86 65.71 81.43
Siswa Tuntas Belajar : 13 17 31
Siswa Tdk Tuntas Belajar : 22 18 4


LEMBAR KERJA SISWA

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VI/1
Hari, tanggal : Selasa, 19 Oktober 2010
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Kelompok : _______
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.

Hitung luas bangun datar berikut :
No Bentuk bangun Bangun datar penyusunnya Luasnya
1.






2.





1.  Segitiga Siku2
2. ....
3. ….




1.

2.

3.... …...cm2






…….. cm2


LEMBAR KERJA SISWA

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VI/1
Hari, tanggal : Selasa, 26 Oktober 2010
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas dan keliling segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
Kelompok : _______
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.

Hitung luas bangun datar berikut :
No Bentuk bangun Bangun datar penyusunnya Luasnya
1.






2.






1.  jajargenjang
2. ....





1.

2.

3.... …...cm2






…….. cm2

Lampiran 1
Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat dalam
Penyelenggaraan PKP

Kepada
Kepala UPBJJ Semarang
Di Semarang

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :
Nama : JAZIROH
NIP : 19831202 200903 2 006
Tempat Mengajar : SD NEGERI 03 Beluk
Alamat Sekolah :Dukuh Pondoknangka, Desa Beluk, Kecamatan Belik

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP atas nama :
Nama : JAZIROH
NIP : 818160876
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD NEGERI 03 Beluk
Alamat Sekolah :Dukuh Pondoknangka, Desa Beluk, Kecamatan Belik
Telepon : 085642779750

Demikian surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya


Mengetahui Pemalang, 19 Oktober 2010
Kepala Sekolah Teman Sejawat


MUGI WIDODO, S.Pd. JAZIROH
NIP 19650803 198608 1 001 NIP31202 200903 2 006

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : JAZIROH
NIM : 818160876
UPBJJ-UT : 42- SEMARANG

Menyatakan bahwa :
Nama : JAZIROH
Tempat Mengajar : SD N 03 Beluk
Guru Kelas : V (lima)

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Pemalang, 19 Oktober 2010
Teman Sejawat, Yang Membuat Pernyataan
Mahasiswa,



JAZIROH JAZIROH
NIP 19831202 200903 2 006 NIM 818160876