PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BENDA BERDASARKAN
PENGAMATAN DI KELAS III SD NEGERI 05
MENDELEM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pemantapan Kemampuan
Profesional
Program S1 PGSD FKIP
Universitas Terbuka
Oleh:
TRI ASIH
822295874
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR
JARAK JAUH PURWOKERTO
2014
LEMBAR
PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
Nama Mahasiswa : TRI ASIH
NIM : 822295874
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD NEGERI 05 MENDELEM
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2
Hari dan Tanggal Pelaksanaan :
Siklus 1, 12 September 2014
Siklus 2, 24 Oktober 2014
Masalah yang merupakan fokus dalam perbaikan :
1. Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
2. Aktifitas
siswa dalam pembelajaran rendah.
3. Motivasi
siswa dalam pembelajaran masih kurang.
Belik,
September 2014
Menyetujui
Supervisor 1,
Drs. SIGIT SUPRIJATNO, M.Pd
NIP. 19650921
199512 1 001
|
Mahasiswa,
TRI ASIH
NIM. 822295874
|
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa laporan praktek Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun
sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada program studi S1 PGSD
Universitas Terbuka ( UT ) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam
penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah
dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan karya ilmiyah.
Apabila dikemudian hari ditemukan
seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau
adanya plagiasi dalam baian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi,
trmasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
Belik, September 2014
Yang
membuat pernyataan
TRI
ASIH
NIM. 822295874
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu penulis panjatkan kehadirat
Allah S.W.T atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP ),
melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), sebagai syarat untuk memenuhi mata
kuliah PKP ( PDGK 4501) Program S.I PGSD Universitas Terbuka.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat
tersusun dan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Sigit Suprijatno, M.Pd selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penulisan
laporan ini.
2. Bapak
Kusen, S.Pd selaku kepala SD Negeri 05 Mendelem yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan PTK di kelas III SDN 05
Mendelem .
3. Bapak
Yusup Riyanto, S.Pd. Sd selaku penguji 2 dalam pelaksanaan PKP ini.
4. Semua
pihak yang telah memberikan dorongan serta bantuan selama penulisan laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik dari
semua pihak sangat diharapkan guna sempurnanya penulisan laporan PTK ini,
Semoga hasil laporan PTK ini bermanfaat bagi semua pihak.
Pemalang,
September 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN …...................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................
iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....….iv
DAFTAR ISI ……….................................................................................................v
DAFTAR TABEL …………………………………………...................................vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………...….viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………...............................................ix
ABSTRAK
………………………………………………………………..………....x
BAB I PENDAHULUAN ………………………………........................................1
A. Latar Belakang Masalah
…………………...................................................1
B.
Rumusan
Masalah…………………………….............................................2
C.
Tujuan
Penelitian…………………………………………………...............4
D. Manfaat
Penelitian……………………………………………….................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………...............5
A. Pengertian Model
Pembelajaran…….……...................................................5
B.
Model
Pembelajaran………………………………………..……................5
C.
Pengertian
Metode Eksperimen……………................................................6
D.
Devinisi
Pembelajaran…………………......................................................8
E.
Media
Pembelajaran IPA….……………….................................................9
F.
Ruang
Lingkup………………………………………………………………10
G. Hipotesis …………………………………………………………………….10
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN…….10
A.
Subyek,
Tempat dan Waktu Penelitian……………………………..............10
B.
Desain
Prosedur Perbaikan Pembelajara………………………………....….13
C.
Teknis
Analisis Data…………………………………………………....……16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN ……………………....…...25
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Perbaikan Pembelajaran…………………...........25
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Perbaikan Pembelajara…………………...…..30
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT………………………......51
A. Simpulan………………………………………………………..................51
B.
Saran
Tindak Lanjut……………………………………………................52
DAFTAR PUSTAKA …………………………....................................................53
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel Jadwal Perbaikan Pembelajaran
IPA……………………………………….11
Tabel Waktu Penelitian…………………………………………………………...12
Tabel Daftar Nilai Siklus
I………………………………………………………..33
Tabel Analisis Nilai Siklus I……………………………………………………..35
Tabel Lembar Pengamatan
Aktivitas Belajar Siswa Siklus I…………………….36
Tabel Analisis Keaktifan
Siswa Siklus I………………………………………….37
Tabel Daftar Nilai Siklus
II……………………………………………………….40
Tabel Analisis Nilai Siklus
II……………………………………………………..41
Tabel Lembar Pengamatan
Aktivitas Belajar Siswa Siklus II……………………43
Tabel Anilisis Keaktifan Siswa
Siklus II…………………………………………44
Tabel Rekapitulasi Daftar
Nilai IPA……………………………………………...45
Tabel Rekapitulasi Keaktifan
Siswa………………………………………………47
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Diagram Nilai Siklus
I……………………………………………………………36
Diagram Keaktifan Siswa
Siklus I………………………………………………..38
Diagram Nilai Siklus
II…………………………………………………………...42
Diagram Keaktifan Siswa
Siklus II……………………………………………….44
Diagram Nilai
IPA…………………………………………………………….…..46
Diagram Keaktifan Siswa…………………………………………………………47
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Surat Kesediaan Supervisor 2 sebagai Pembimbing
PKP……………….43
2.
Perencanaan PTK ( Identifikasi Masalah,
Analisis Masalah, Alternatif Pemecahan Masalah, Rumusan Masalah )………………………………..................44
3.
Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus I,
RPP Perbaikan Siklus II…………………………………………………………………………....46
4.
Lembar Observasi/Pengamatan Kinerja Guru
Terisi……………………...73
5.
Jurnal Pembimbingan dengan Supervisor
2………………………………75
6.
Jadwal bimbingan/konsultasi Mata Kul;iah
PKP…………………………..78
7.
Hasil Pekerjaan Siswa yang Terbaik dan Terburuk
per Siklus……………………………………………………………………...78
8.
Dokumentasi Kegiatan Per
Siklus………………………………………...84
ABSTRAK
PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI MENGIDENTIFIKASI
SIFAT-SIFAT BENDA BERDASARKAN PENGAMATAN DI
KELAS III SD NEGERI 05 MENDELEM
Hasil
belajar IPA siswa kelas III pada
kompetensi dasar Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan
pengamatan melalui benda padat, cair dan gas, dari 25 siswa hanya 40.0% yang tuntas, padahal penulis
mengaharapkan ketuntasan belajar siswa mencapai 75%. Tujuan diadakannya
penelitian ini adalah : memenuhi tugas mata kuliah PKP , meningkatkan kemampuan
guru dalam materi sifat-sifat benda dalam pembelajaran, sedangkan tujuan khusus
dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa kelas III pada
pelajaran IPA tentang sifat-sifat benda. Berdasarkan identifikasi masalah yang
menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa adalah pembelajaran siswa hanya
bersifat hafalan saja, tanpa pengertian, dan tanpa melibatkan siswa dalam
pembelajaran. Prosedur dalam penelitian ini adalah : perencanaan, tindakan,
observasi, refleksi. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa mengidentifikasi
sifat-sifat benda dalam kelompok kecil dapat meningkatkan prestasi dan
aktivitas belajar siswa kelas III dengan rata-rata nilai ulangan harian dari 50.00
menjadi 75.55 dengan tingkat ketuntasan dari 33% menjadi 86.11% dan aktivitas
belajar siswa dari 50% menjadi 86.11%.
Kata
Kunci : IPA, sifat benda, hasil Belajar.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah .
Pada umumnya dalam
proses belajar mengajar,
seorang guru menginginkan kondisi ruangan yang damai dan siswa
yang diajarkan dengan cepat mau menerima dan memahami pelajaran
yang diterangkan oleh
guru. Akan tetapi itu tidak terjadi pada siswakelas
III SD Negeri 05 Mendelem khususnya untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dengan kopetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan melalui benda padat,
cair dan gas. Hal ini dapat ditunjukan dengan jumlah
25 siswa dalam satu kelas, hanya 7 siswa ( 26,26% ) yang
dapat meraih nilai diatas 65 atau sudah memenuhi criteria ketuntasan
minimal (KKM). Sedangkan 18 siswa
(73,74%) lainnya hanya mendapat nilai dibawah
65 atau dibawah KKM. Sedangkan pada aktifitas siswa pada pembelajaran kurang dari
rata-rata hanya 45% saja.
Berdasarkan
identifikasi masalah, pembelajaran IPA hanya bersifat hafalan-hafalan saja,
tanpa pengertian dan tanpa melibatkan siswa dalam pembelajaran. Siswa tidak
dapat merasakan secara langsung, atau melakukan suatu kegiatan untuk
meningkatkan suatu proses pembelajaran.
Proses pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang bernilai mendidik dan mewarnai adanya interaksi
yang terjadi antara guru dengan siswa. Interaksi yang
bernilai edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan, diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah dirumuskan sebelum pelajaran dilakukan
(Djamarah, 2006:1).
Tujuan mengajar adalah
untuk menyampaikan informasi pembelajaran. Mengajar sering berlangsung apa
adanya, sehingga pembelajaran tidak memperoleh hasil, dan ini tepat menjadi
pertimbangan bahwa mengajar harus diperbaiki dan pembelajaran dioptimalkan
sebagai hasil aplikasi yang lebih besar dari apa yang diketahui tentang proses pembelajaran.
Hal ini tidak diakui secara luas, diluar para
pendidik, bahwa pembelajaran bukanlah suatu yang
sederhana. Apabila sederhana, kita telah mengadopsi semua aturan dasar tentang
mengajar, dan para murid kita semua sudah
meraih sukses besar (Orton, 2007: 171).
Menurut Suherman dkk (2001: 8),pembelajaran adalah proses
perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari
pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang
memberi nuansa agar program pembelajaran tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dengan demikian proses pembelajaran bersifat internal dan unik dalam diri
individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja
direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 22) mengemukakan
bahwa pembelajaran yang baik termuat dalam
suatu kekayaan dan variasi pada aspek kognitif, psikomotorik dan afektif, maka siswa akan dapat mencapai tingkat
kemandirian.
Dengan adanya hal tersebut,
dalam proses
belajar mengajar khususnya untuk pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), diharapkan dengan adanya metode eksperimen dalam proses pembelajaran tersebut. Pada hakekatnya pelajaran
IPA yang hanya bersifat hafalan saja yang pada akhirnya membuat siswa begitu sulit untuk menerima pelajaran tersebut. Sehingga siswa merasakan kebosanan,
dan yang hanya akan terjadi kegaduhan pada kelas tersebut. Tidak hanya itu,
aktifitas siswa dalam pembelajaran juga amat sangat rendah.
Dalam hal ini guru juga kurang memperhatikan pemebelajaran tersebut. Dalam mengajar guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa diikuti dengan media pembelajaran dan konsep-konsep pelajaran tersebut. Selain itu penguasaan materi juga amat sangat penting. Dengan adannya pembelajaran tersebut diharapkan siswa
dapat memahami dan bisa menjadi bekal untuk dirinya dan lingkungan sekitar. Siswa diharapkan dapat belajar dengan tuntas dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) 65. Sedangkan anak
yang belum tuntas belajar masih
18 siswa atau 78,26%.
Kondisi ini sangat memprihatinkan,
semestinya belajar IPA
adalah sebuah aktifitas yang menyenangkan karena mata pelajaran ini mempelajari segala sesuatu yang
berkaitan dengan kehidupan sehari–hari. Diharapkan dari jumlah 23 siswa tersebut minimal 86,95% atau 20siswa
yang dapat belajar tuntas diatas KKM.
.
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil diskusi
yang dilakukan penulis dengan teman sejawat, menemukan indikasi bahwa rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh:
a,
Kurangnya konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran
b,
Minat belajar siswa rendah
c,Kurangnya alat peraga
yang menarik
d,
Penggunaan metode yang
belum mendukung proses pembelajaran.
2. Analisis Masalah
Dari hasil identifikasi masalah diatas, factor penyebab dari ketidak keberhasilan dalam pembelajaran
IPA Kompetensi Dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan melalui benda padat,
cair dan gas pada siswa kelas
III Sekolah Dasar Negeri 05 Mendelem , adapun factor penyebabnya :
a,
Guru kurang memberi bimbingan terhadap siswa karena waktu pembelajaran rendah.
b. Guru hanya menggunakan metode ceramah
c. Guru tidak menggunakan alat peraga
yang tepat.
d. Guru terlalu cepat dalam memberikan materi.
e. Guru kurang memotivasi siswa dengan
memberi kesempatan bertanya dan bimbingan dalam berlatih.
f. Guru kurang memberikan pertanyaan secara merata sehingga siswa menjadi pasif.
3.
Alternatif Dan Pemecahan Masalah
Bedasarkan masalah di atas yang menjadi prioritas dalam pemecahan masalah tersebut adalah penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman
dan hasil belajar siswa, Adapun alternative tindakan yang dapat di lakukan adalah sebagai berikut :
a. Membangun pemahaman siswa melalui kegiatan sehari-hari
b. Mengembangkan
rasa ingin tahu siswa dengan tanya jawab
c. Menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran melalui kegiatan sehari-hari
d. Penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar
siswa
.
B. Perumusan Masalah
Berdasarka nlatar belakang masalah diatas,
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
“
Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa untuk mata pelajaran IPA kopetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan melalui benda padat,
cair dan gas pada siswa kelas
III Sekolah Dasar Negeri 05 Mendelem UPPK Belik Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2014/2015. “
2.
Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA untuk kompetensi dasar Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan melalui benda padat,
cair dan gas.
Pada siswa kelas III SDN 05 Mendelem, UPPK Belik,
Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2014/2015? “
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.
Tujuan umum perbaikan pembelajaran ini adalah
:
a.
Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesionalisme (PDGK 4501) pada program
S1 PGSD
b.
Untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam mengelola pembelajaran.
c.
Untuk memperbaiki pembelajaran dengan sasaran hasil belajar siswa
2.
Tujuan khusus peneliti melakukan perbaikan pembelajaran adalah :
a.
Melalui pendekatan pembelajaran dengan metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri
05 Mendelem ,tahun pelajaran
2014/2015.
b.
Meningkatkan hasil belajar
IPA kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan melalui benda padat,
cair dan gas pada siswa kelas
III Sekolah Dasar Negeri 05 Mendelem, tahun pelajaran
2014/2015.
D.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran.
Adapun manfaat Penelitian ini bagi
guru, siswa dan institusi pendidikan secara umum, adalah sebagai berikut :
1.
Bagi Guru
a.
Memperoleh pengalaman
professional dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
b.
Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas guru dalam pembelajaran.
c.
Meningkatkan kepekaan guru dalam melakukan tindakan kelas yang tepat dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.
d.
Sarana bagi
guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran.
b.
Meningkatkan
motivasi dan keaktifan dalam pembelajaran.
c.
Memecahkan
ketrampilan dalam memecahkan suatu masalah.
d.
menanamkan
kebiasaan kepada siswa untuk membangun kerja sama, tenggang rasa dan saling menghargai.
e.
Meningkatkan
prestasi hasil belajar.
3.
Bagi
Institusi
a.
Untuk meningkatkan prestasi sekolah dengan mendorong
guru-guru untuk mengembangkan wawasan profesionalnya meningkatkan mutu pendidikan.
b.
Untuk
mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas
c.
Proses
pembelajaran di sekolah berjalan efektif.
b.
Sebagai ajang diskusi dalam memperbaiki kinerja
guru.
c.
Sebagai motivasi dalam pengembangan
professional sesama guru.
4.
Pendidikan secara umum :
1.
Memecahkan masalah bersama dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
2.
Tercapainya tujuan pendidikan nasional.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
1.
Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu dari konsep mengajar, dimana konsep mengajar merupakan
suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari
guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan,
terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa, oleh
karena rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana, dalam arti membutuhkan
rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan
mengajar itu sendiri (Muhammad Ali, 1992). Model pembelajaran merupakan konsep dalam proses pembelajaran yang
diwujudkan dalam berbagai tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Arends (1997) mengatakan bahwa model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Maksud
dari definisi tersebut model pembelajaran adalah suatu perencanaan pembelajaran
yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto, 2007:7). Merujuk pada
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran memberikan
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
2.
Model Pembelajaran
Menurut
Ryder (2003), model seperti mitos dan metafor, dapat membantu
kita memahami sesuatu. Apakah model itu diturunkan oleh seseorang atau
merupakan hasil dari penelitian, setiap model menawarkan pemahaman tertentu
secara lebih mudah.
Model
desain pembelajaran menawarkan struktur dan pemahaman tentang model desain
pembelajaran. Membuat para pengembang memahami masalah, merinci masalah ke
dalam unit-unit yang lebih mudah diatasidan menyelesaikan masalah pembelajaran.
Nilai sebuah model
pembelajaran ditentukan dalam konteks yang digunakan. Model mengandung maksud
tertentu bagi pengguna, menawarkan penyelesaian dari beban pembelajaran dan
menyajikan fokus dan arah untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Di dalam proses belajar
mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif
dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau
biasanya disebut metode mengajar (Roestiyah N.K, 1993:1).
Teknik penyajian
pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan
oleh guru atau instruktur.Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang
dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di
dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan
oleh siswa dengan baik. Salah satu teknik penyajian pelajaran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik penyajian pelajaran eksperimen atau disebut
juga dengan metode eksperimen.
Dengan adanya kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan maka segala sesuatu memerlukan eksperimentasi.
Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan teknik eksperimen,
yaitu salah satu cara mengajar di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang
suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian
hasil pengamatan itu disampaikan kekelas dan dievaluasi oleh guru.
3.
Pengertian metode
eksperimen
Menurut Syaiful Bahri
Djamarah (1995) metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Kemudian Mulyani Sumantri, dkk (1999) mengatakan bahwa metode
eksperimen diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan siswa dengan
mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan. Menurut Roestiyah
(2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan
suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi
oleh guru.
Menurut Schoenherr (1996)
yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang
sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan
kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas
secara optimal.
Siswa diberi kesempatan
untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya
dapatdiaplikasikan dalam kehidupannya.Metode
Eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak dari
suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada
prinsip metode ilmiah.Menurut Joseph Mbulu, 2001:58.
Metode eksperimen
adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan eksperimen
(percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman
untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan
menarik kesimpulan tentang suatu objek keadaan.
Metode eksperimen merupakan metode yang umum digunakan pada ilmu eksak seperti biologi, fisika atau ilmu-ilmu alam lainnya.Namun, yang perlu diingat, dalam metode penelitian ilmu sosial dikenal juga metode eksperimen untuk menjelaskan sebuah fenomena.Untuk memudahkan pemahaman konsep-konsep teoristis yang disajikan, guru hendaknya menugaskan murid-murid untuk melakukan eksperimen.
Metode eksperimen merupakan metode yang umum digunakan pada ilmu eksak seperti biologi, fisika atau ilmu-ilmu alam lainnya.Namun, yang perlu diingat, dalam metode penelitian ilmu sosial dikenal juga metode eksperimen untuk menjelaskan sebuah fenomena.Untuk memudahkan pemahaman konsep-konsep teoristis yang disajikan, guru hendaknya menugaskan murid-murid untuk melakukan eksperimen.
Sebuah eksperimen dapat
dilakukan murid-murid untuk menguji hipotesis suatu masalah dan kemudian
menarik kesimpulan. Dengan menggunakan metode eksperimen murid diharapkan :(1) ikut
aktif mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan belajar untuk dirinya. (2) Murid
belajar menguji hipotesis dan tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan, ia
berlatih berpikir ilmiah dan (3) mengenal berbagai alat untuk melakukan
eksperimen dan memiliki keterampilan menggunakanalat-alat tersebut. Agar pelaksanaan eksperimen dapat
berjalan lancar maka: (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yanga
akan dilaksanakan murid (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang
dipergunakan (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu (4) Guru menyediakan
kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid (5) Guru membicarakan masalah
yanga akan yang akan dijadikan eksperimen (6) Membagi kertas kerja kepada murid
(7) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru
mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu
didiskusikan secara klasikal. Metode eksperimen tepat dipergunakan:
a. Apabila
akan memberikan ketrampilan tertentu.
b. Untuk
memudahkan berbagai jenis kemudahan berbagai jenis penjelasan, sebab penggunaan
bahasa lebih terbatas.
c. Untuk
menghindari verbalisme.
d.
Untuk membantu anak memahami dengan
jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian, sebab lebih menarik..
4. Pembelajaran
IPA SD
A. Definisi
Pembelajaran
Kata
pembelajaran menurut Sagala dan Syaiful (2004:45) adalah terjemahan dari instruksi yang banyak digunakan dalam
dunia pendidikan di Amerika Serikat.Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran
psikologi kognitif wholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari
kegiatan.Sedangkan pengertian pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297) menyatakan
bahwa “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional untuk membuat siswa berjalan secara aktif yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar”.
Berdasarkan pendapat yang
dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru yang terprogram dan sistematis dimana guru
berinteraksi dengan peserta didik dengan menggunakan sumber belajar.
B. Media
Pembelajaran IPA
1. Pengertian
Media
Media
berasal dari bahasa latin medium yang artinya perantara yang membawa pesan dari
sumber untuk disampaikan kepada penerima pesan (Sri Anilah W, 1997: 6). Media
dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang berpengaruh pada
meningkatnya hasil belajar siswa. Menurut E. De Corte dan W.S. Winkel ( 1996:
285 ) menjelaskan media pembelajaran adalah suatu sarana non personal (bukan
manusia) yang digunakan atau disediakan oleh pengajar, memegang peranan dalam
proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan intruksional.
Menurut
Nea ( Hernawan, 2008: 11.18 ) media pembelajaran sebagai sarana komunikasi,
baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk perangkat kerasnya.
Wilbur Schramm ( Hernawan, 2008: 11.18 ) mendefinisikan media pembelajaran
sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pembelajaran. Sedangkan Miarso (Hernawan, 2008: 11.18 ) mengemukakan media
pembelajara adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada diri siswa.
Menurut
Rudi Susilana ( Rahadi, 2003: 66 )
menjelaskan media pembelajaran digunakan dalam pembelajaran harus memperhatikan
hal-hal berikut :
a. Tujuan pembelajaran.
b. Situasi
belajar.
c. Kemudahan.
d. Ekonomis.
e. Fleksibilitas.
f. Kepraktisan
dan kesederhanaan.
g. Kemampuan
guru.
2. Macam-Macam
Media
Memperhatikan begitu banyak media yang dapat
digunakan untuk kepentingan pembelajaran, beberapa ahli mencoba
mengidentifikasi dan membuat klasifikasi media. Schramm ( Hermawan, 2008 :
11.19 ) mengklasifkasikan media menjadi dua jenis, yaitu media sederhana dan
media canggih. Sedangkan menurut Bretz ( Hermawan, 2008 : 11.19 ) menggolongkan
media ke dalam kelompok media cetak, media audio, media visual diam, media
visual gerak, media audiovisual diam, dan media audiovisual gerak.
Selain itu Tosti dan Ball ( Hermawan, 2008 :
11.19 ) menyusun pengelompokkan media menjadi enam kelompok media penyaji,
yaitu (a) kelompok kesatu: grafis, bahan cetak, dan gambar diam, (b) kelompok
kedua: media proyeksi diam, (c) kelompok ketiga: media audio, (d) kelompok
keempat: media gambar hidup/film, (e) kelompok kelima: media televise, dan (f)
kelompok keenam: multi media
C. Ruang
Lingkup
Ruang lingkup bahan kajian IPA
untuk SD/MI meliputu aspek –aspek berikut ;
1.
Makhluk hidup dan proses kehidupan,
yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta
kesehatan.
2.
Benda/materi, sifat-sifat dan
kegunaannya meliputi: cair, padat, gas.
3.
Energi dan perubahannya meliputi: gaya,
bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
4.
Bumi dan alam semesta meliputi: tanah,
bumi tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
D. Hipotesis
Melalui metode pembelajaran eksperimendapat :
1. Meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPA tentang sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan melalui
benda padat, cair dan gas pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 05 Mendelem
UPPK Belik, Kabupaten Pemalang Tahun Pembelajaran 2014/2015
2.
Meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran tentang
sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan melalui benda padat, cair dan gas pada
siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri IPA 05 Mendelem UPPK Belik, Kabupaten
Pemalang Tahun Pembelajaran 2014/2015
E. Kriteria
Keberhasilan
Kriteria
keberhasilan siswa dalam penelitian ini adalah ketentuan-ketentuan yang dapat
menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran diantaranya adalah;
Strategi pembelajaran yang tepat, penguasaan materi, metode yang tepat, alat
peraga, keaktifan siswa, minat belajar siswa dalam pembelajaran.Hal ini dpat
diukur dari hasil kerja siswa dan hasil tes formatif.
Indikator
yang digunakan untuk mengukur peningkatan keberhasilan siswa dalam penelitian adalah
ketuntasan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Siswa dianggap
tuntas dalam pembelajaran apabila tingkat penguasaan materi telah mencapai minimal 75% atau tuntas diatas KKM.Adapun
kriteria keberhasilan dalam upaya perbaikan pembelajaranyang digunakan dalam
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1. Proses
perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil jika minimal 75% siswa menguasai
materi yang diberikan.
2. Proses
perbaikan pembelajaran berhasil jika evaluasi siswa mencapai minimal 85% dapat
belajar tuntas diatas KKM 6,5.
3. Proses
perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil jika keaktifan siswa dalam
pembelajaran meningkat.
Pada
akhir penelitian tindakan kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil jika terjadi
peningkatan motivasi,keaktifan dan prestasi belajar siswa di kelas III pada mata pelajaran IPA, dengan menggunakan
metode eksperimen
pada kompetensi dasarmengidentifikasi
sifat-sifat
benda berdasarkan pengamatan melalui benda padat, cair dan gas pada siswa kelas
III Sekolah Dasar Negeri 05 Mendelem UPPK Belik, Kabupaten Pemalang Tahun
Pembelajaran 2014/2015.
BAB
III
PELAKSANAAN PENELITIAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
1) Subjek
Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 05 Mendelem semester 1
tahun pelajaran 2014/2015
jumlah siswa kelas III
adalah 25
orang siswa yang terdiri dari 7 siswa
laki-laki dan 19
siswa
perempuan. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
pembelajaran dengan metode eksperimen
pada mata pelajaran IPA tentang menjelaskan sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan melalui benda
padat, cair dan gas.
2)
Tempat Penelitian
Penelitian
Tindakan Kelas yang berjudul “ Penggunaan Metode
Eksperimen Untuk Meningkatkan Pemahaman Dan Hasil Belajar Siswa Materi
Mengidentifikasi Sifat-Sifat Benda Berdasarkan Pengamatan Di Kelas III SD Negeri
05 Mendelem Kecamatan Belik “, ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 05
Mendelem, Unit Pengelola Pendidikan Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Lokasi
sekolah SD Negeri 05 Mendelem berada di Dukuh Jumbleng Rt 01 Rw 12 Desa
Mendelem Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Lokasi cukup sulit dijangkau, karena berada di
wilayah perbukitan. Memiliki 6 ruang kelas, 1 kantor, 1 ruang perpustakaan,
serta 1 WC Guru, 1 WC siswa, serta halaman sekolah, gedung SD NEGERI 05
MENDELEM terletak di dua lokasi yang berbeda, dengan jarak sekitar 300 M dari
lokal yang satu ke lokal yang lain. Keadaan diatas didukung dengan 1 orang
Kepala Sekolah, dibantu 6 orang kelas, 2 guru mapel, 1 tenaga perpustakaan, dan
1 penjaga sekolah. Fasilitas pembelajaran cukup memenuhi syarat antara lain
ruangkondusif, media pembelajaran yang cukup, 5 perangkat komputer, 1 pesawat
televisi, dan 1 unit DVD.
3) Waktu PenelitianPelaksanaan Penelitian
Penelitian yang mengambil judul “ Penggunaan Metode
Eksperimen Untuk Meningkatkan Pemahaman Dan Hasil Belajar Siswa Materi
Mengidentifikasi Sifat-Sifat Benda Berdasarkan Pengamatan Di Kelas III SD
Negeri 05 Mendelem Kecamatan Belik “, ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
05 Mendelem, Unit Pengelola Pendidikan Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Lokasi
sekolah SD Negeri 05 Mendelem berada di Dukuh Jumbleng Rt 01 Rw 12 Desa
Mendelem Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang, dilaksanakan selama delapan
pertemuan yaitu dari bualan September sampai dengan bulan Nopember tahun 2014,
dengan rincian pada Tabel 1 dan Tabel 2
Tabel 3.1 Jadwal Perbaikan Pembelajaran Mata Pelajaran IPA
NO
|
HARI/TANGGAL
|
JAM KE
|
MATA
PELAJARAN
|
KEGIATAN
|
1.
|
Sabtu, 7
September 2014
|
1-2
|
IPA
|
Pra Siklus
|
2.
|
Kamis, 19
September 2014
|
1-2
|
IPA
|
I
|
3.
|
Sabtu, 5
Oktober 2014
|
1-2
|
IPA
|
II
|
Tabel 3.2 Waktu Penelitian
NO
|
Uraian
Pekerjaan
|
Bulan ( Tahun
2014)
|
|||||||||||||||||||
Agustus
|
September
|
Oktober
|
Nopember
|
Desember
|
|||||||||||||||||
1.
|
Menyusun Proposal Penelitian Tindakan Kelas
|
||||||||||||||||||||
2.
|
Menyusun Instrumen
|
||||||||||||||||||||
3.
|
Pengumpulan data dan melaksanaan Tindakan Siklus I
Siklus II
|
||||||||||||||||||||
4.
|
Analisa Data
|
||||||||||||||||||||
5.
|
Pembahasan
|
||||||||||||||||||||
6.
|
Laporan hasil penelitian
|
4)
Pihak
yang Membantu Penelitian
a.
Kepala
Sekolah SD Negeri 05 Mendelem
NAMA : KUSEN, S.Pd
NIP : 195612141978021002
b. Teman Sejawat
NAMA :
YUSUP RIYANTO, S.Pd.SD
NIP :
19790216 2006041013
B.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Pra siklus
Penulis
melakukanpembelajaran dan mengawalinya dengan apersepsi serta mengkondisikan
siswa apa yang harus dikuasainya. Penulis
memaparkan materi pembelajaran dengan metode ceramah, dari awal sampai
dengan akhir tanpa disertai media pembelajaran.
Setelah
penulis memberikan tes formatif, pemberian nilai dan menganalisis nilai yang
diperoleh siswa. Dari nilai yang diperoleh ternyata hasilnya sangat tidak
memuaskan. Rata-rata nilai 50,22 padahal KKM untuk materi ini adalah 65. Dari
25 siswa hanya 7 siswa yang memperoleh nilai diatas 65, berarti tingkat
ketuntasan 26,26 %, rentang nialai pada setiap tahap ini 40-75. Sedangkan
aktifitas belajar siswa 50 %.
2.
Siklus
I
a. Perencanaan
Perencanaan adalah
segala aktifitas yang dilakukan oleh guru/peneliti sebelum pelaksanaan pembelajaran/ masuk kelas.Yang termasuk dalam perencanaan adalah :
1) Diskusi
dengan teman sejawat untuk membahas aspek-aspek pembelajaran yang menjadi objek
obeservasi.
2)
Konsultasi dengan dosen pembimbing untuk
mempertajam masalah dan mencari solusinya.
3) Menyiapkan
prasarana yang diperlukan misalnya media,
alat
peraga dan sumber pembelajaran
yang akan digunakan dalam pembelajaran.
4)
Menyiapkan lembar observasi yang akan
digunakan teman sejawat untuk mencatat data selama PBM berlangsung.
5) Menyiapkan
soal-soal evaluasi yang digunakan untuk mengetahui daya serap siswa tentang
pelajaran.
6)
Menyusun RPP (Rencana Perbaikan
pembelajaran).
7) Setelah
RPP disetujui oleh pembimbing, peneliti minta ijin kepada kepala sekolah untuk
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I
8)
Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS).
b.
Pelaksanaan
Beberapa
tindakan yang penulis lakuakan sesuai dengan langkah- langkah pembelajaran RPP
I yaitu :
1.
Kegiatan Awal( 10 menit )
a. Gurumengatur situasi kelas, berdoa, mengabsen siswa.
b. Guru mengajukan pertanyaan sebagai apersepsi “ Anak-anak
coba perhatikan benda-benda yang ada disekitarmu? “
c.
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2.
Kegiatan Inti( 40 menit )
a.
Secara
klasikal guru menyampaikan penjelasan singkat tentang mengidentifikasi
sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan melalui benda padat, cair dan gas.
b.
Siswa
secara klasikal dengan bimbingan guru menyebutkan sifat-sifat benda.
c.
Siswa
secara klasikal memperhatikan eksperimen yang dilakukan guru tentang
sifat-sifat benda.
d.
Siswa
secara klasikal melakukan tanya jawab tentang sifat-sifat benda.
e.
Siswa
secara klasikal memperhatikan paparan guru tentang peristiwa dari perubahan
sifat-sifat benda.
f.
Siswa
dibimbing guru dalam kelompok besar melakukan demonstrasi tentang sifat-sifat
benda.
g.
Siswa
secara klasikal mengerjakan soal-soal latihan dari guru untuk memperdalam
penguasaan materi.
3.
Kegiatan Akhir ( 15 menit )
a. Siswa bersama
guru membuat kesimpulan.
b. Siswa mengerjakan tes formatif.
c. Siswa dan guru mengoreksi hasil tes formatif.
d. Guru menganalisis
hasil tes formatif siswa.
5.
Tindak lanjut( 5 menit )
a. Apabila
siswa telah memperoleh nilai sama atau di atas KKM , maka diberi tugas
pengayaan.
b. Apabila
siswa mendapatkan nilai di bawah KKM maka diadakan program perbaikan pada
indikator yang belum tercapai.
a. Pengamatan
Sedangkan untuk melihat hasil perbaikan
pembelajaran, pada akhir pembelajaran penulis mengadakan tes formatif.Kualitas
perbaikan pembelajaran dicantumkan dalam tabel penilaian.Setelah perbaikan
pembelajaran pada siklus II selesai, penulis dan pengamat melakukan dialog
mengenai pelaksanaan perbaiakan. Hasil dialog ini menjadi bahan refleksi bagi
penulis.
Perbaikan pembelajaran yang telah baik
dipertahankan dan yang belum baik ditingkatkan pada siklus berkutnya.
Aspek-aspek pengamatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II
dikategorikan dalam :
1)
Penyajian materi
2)
Partisipasi siswa dalam pembelajaran
3)
Keaktifan siswa dalam memanfaatkan media
pembelajaran.
4)
Pemberian kesempatan berpikir.
5)
Proses pembelajaran.
6)
Perhatian guru
b.
Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,
interpretasi, dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan
tindakan. Dengan kegiatan refleksi ini dapat memahami dan memberikan makna
terhadap proses dan hasil yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang
dilakukan. Peneliti dengan refleksi ini mempunyai banyak kesempatan untuk
meningkatkan kritis mereka.
B.
Teknik
Analisis Data
Penelitian ini dikatakan
berhasil memenuhi tujuan manakala perolehan nilai tes siswa baik perorangan
maupun rata-rata kelasnya meningkat sesuai target yang diharapkan. Berikut ini
adalah teknik Analisis data yang dilakukan oleh
peneliti dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
tentang Mengidentifikasi
Sifat-Sifat Benda Berdasarkan Pengamatan Di Kelas III SD Negeri 05 Mendelem
Kecamatan Beliktahun pelajaran 2014/2015
1.
Data Ulangan Harian.
a.
Data-data
yangterkumpul dari hasil tes/ulangan siswa
dianalisis dengan menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu
membandingkan secara kuantitatif dan kualitatif pada masing-masing siklus
pembelajaran termasuk pada keadaan pratindakan. Data ulangan harian diolah
dengan cara :
b.
Menghitung jumlah siswa yang tuntas belajar,
yaitu dihitung jumlah siswa yang memperoleh nilai 66 keatas (≥ 66)
c. Menentukan
prosentase tuntas belajar klasikal, dengan rumus :
Tuntas
belajar klasikal = ∑ ≥ 66
X
100 %
∑ siswa
2.
Data Tugas Siswa
Data
tugas diskusi kelompok siswa yang terkumpul diolah dengan cara menghitung
jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 keatas.
3.
Data Angket Siswa
Data
angket siswa untuk mencari akar masalah, diolah dengan mengumpulkan data jawaban
angket.Selanjutnya data tersebut diolah untuk mencapai indicator masalah.
4.
Data Observasi Proses Pembalajaran.
Data
observasi kelas dari teman sejawat terhadap guru dan terhadap siswa dihitung
dengan skor baik
= 3, sedang= 2, dan kurang = 1.
5.
Data Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa
Data
angket aktivitas belajar IPA siswa yang terkumpul untuk mengetahui tingkat
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
3.
Siklus
II
c. Rencana
Perencanaan
siklus II diantaranya :
1)
Membuka dan menyiapkan alat pelajaran
2)
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus
dikuasai siswa setelah menempuh proses perbaikan.
3)
Melakukan kegiatan apersepsi melalui
pengulangan atau tanya jawab materi pembelajaran.
4)
Menjelaskan materi pembelajaran dengan
memanfaatkan benda padat, cair dan gas.
5)
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi
pembelajaran
6)
Pada akhir pembelajaran mengadakan evaluasi,
memberi nilai dan mengadakan analisis pada nilai.
d.
Pelaksanaan
Beberapa
tindakan yang penulis lakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran RPP II
yaitu :
1) Kegiatan
awal
a. Guru
mengatur situasi kelas, berdoa, mengabsen siswa
b. Guru
mengajukan pertanyaan sebagai apersepsi
“ Apakah
benda-benda disekitarmu merupakan benda padat, cair atau gas?”
c. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2) Kegiatan
Inti
a. Secara
klasikal guru menyampaikan penjelasan singkat tentang, sifat-sifat benda dan
contoh benda padat, cair dan gas dengan menggunakan alat peraraga batu, air,
gelas, ember, balon.
b. Siswa
secara klasikal memperhatikan demonstrasi guru.
c. Siswa secara
klasikal dengan bimbingan guru menyebutkan sifat-sifat cahaya.
d. Siswa
dibagi dalam kelompok kecil melaksanakan eksperimen tentang sifat-sifat benda.
e. Siswa
secara klasikal melakukan tanya jawab tentang sifat-sifat benda.
f. Siswa
secara klasikal memperhatikan paparan guru tentang benda-benda yang ditemuinya
dalam kehidupan sehari-hari
g. Siswa
secara klasikal mengerjakan soal-soal
latihan dari guru untuk memperdalam
penguasaan materi
3) Kegiatan
Akhir ( 15 menit )
a. Siswa
bersama guru membuat simpulan
b. Siswa
mengerjakan tes formatif
c. Siswa
dan guru mengoreksi hasil tes formatif
d. Guru
menganalisis hasil tes formatif siswa
4) Tindak
lanjut
a. Apabila
siswa telah memperoleh nilai sama atau di atas KKM , maka diberi tugas
pengayaan
b. Apabila
siswa mendapatkan nilai di bawah KKM maka diadakan program perbaikan pada
indikator yang belum tercapai.
e. Pengamatan
Sedangkan untuk melihat hasil perbaikan
pembelajaran, pada akhir pembelajaran penulis mengadakan tes formatif.Kualitas
perbaikan pembelajaran dicantumkan dalam tabel penilaian.Setelah perbaikan
pembelajaran pada siklus II selesai, penulis dan pengamat melakukan dialog
mengenai pelaksanaan perbaiakan. Hasil dialog ini menjadi bahan refleksi bagi
penulis.
Perbaikan pembelajaran yang telah baik dipertahankan
dan yang belum baik ditingkatkan pada siklus berkutnya. Aspek-aspek pengamatan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dikategorikan dalam :
5)
Penyajian materi
6)
Partisipasi siswa dalam pembelajaran
7)
Keaktifan siswa dalam memanfaatkan media pembelajaran.
8)
Pemberian kesempatan berpikir.
9)
Proses pembelajaran.
10)
Perhatian guru
f.
Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,
interpretasi, dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari
pelaksanaan tindakan. Dengan kegiatan refleksi ini dapat memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil yang terjadi sebagai akibat adanya
tindakan yang dilakukan. Peneliti dengan refleksi ini mempunyai banyak
kesempatan untuk meningkatkan kritis mereka.
C.
Teknik
Analisis Data
Penelitian ini dikatakan berhasil memenuhi tujuan
manakala perolehan nilai tes siswa baik perorangan maupun rata-rata kelasnya
meningkat sesuai target yang diharapkan. Berikut ini adalah teknik Analisis data yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan perbaikan
pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat -sifat
benda berdasarkan pengamatan melalui benda padat, cair dan gas SD Negeri 05 Mendelem tahun pelajaran 2014/2015.
D.
Data Ulangan Harian.
Data-data
yangterkumpul dari hasil tes/ulangan siswa
dianalisis dengan menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu
membandingkan secara kuantitatif dan kualitatif pada masing-masing siklus
pembelajaran termasuk pada keadaan pratindakan. Data ulangan harian diolah
dengan cara :
1)
Menghitung jumlah siswa yang tuntas belajar,
yaitu dihitung jumlah siswa yang memperoleh nilai 66 keatas (≥ 66)
2) Menentukan
prosentase tuntas belajar klasikal, dengan rumus :
Tuntas
belajar klasikal = ∑ ≥ 66
X
100 %
∑ siswa
E.
Data Tugas Siswa
Data
tugas diskusi kelompok siswa yang terkumpul diolah dengan cara menghitung
jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 keatas.
F.
Data Angket Siswa
Data
angket siswa untuk mencari akar masalah, diolah dengan mengumpulkan data
jawaban angket.Selanjutnya data tersebut diolah untuk mencapai indicator
masalah.
G.
Data Observasi Proses Pembalajaran.
Data
observasi kelas dari teman sejawat terhadap guru dan terhadap siswa dihitung
dengan skor baik
= 3, sedang= 2, dan kurang = 1.
H.
Data Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa
Data
angket aktivitas belajar IPA siswa yang terkumpul untuk mengetahui tingkat
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
No comments:
Post a Comment